Sabtu, 25 Juni 2011

Makalah JIT ( Just In Time )

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Sistem pemanufakturan tradisional mengatur skedul produksinya berdasarkan pada peramalan kebutuhan di masa yang akan datang. Padahal tidak seorangpun yang dapat memprediksi masa yang akan datang dengan pasti walaupun dia memiliki pemahaman yang sempurna tentang masa lalu dan memiliki insting yang tajam terhadap kecendrungan yang terjadi di pasar Produksi berdasarkan prediksi terhadap masa yang akan datang dalam sistem tradisonal memiliki resiko kerugian yang lebih besar karena over produksi daripada produksi berdasarkan permintaan yang sesungguhnya.
Oleh karena itu munculah ide Just In Time yang memproduksi apabila ada permintaan. Suatu proses produksi hanya akan memproduksi apabila diisyaratkan oleh proses berikutnya. Sebagai akibatnya pemborosoan dapat dihilangkan dalam skala besar, yaitu berupa perbaikan kualitas dan biaya produksi yang lebih rendah. Kedua hal tersebut menjadikan perusahaan lebih kooperatif. Tujuan utama Just In Time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.
Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan (full system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta.
Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan kemampuan perusahaan secara terus menerus untuk merespon perubahan dengan minimisasi pemborosan. Terdapat empat aspek pokok dalam konsep Just In Time yaitu:
  1. Menghilangkan semua aktifitas atau sumber-sumber yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk atau jasa.
  2. Komitmen terhadap kualitas prima.
  3. Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi.
  4. Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas aktivitas yang memberikan nilai tambah.
Perusahaan-perusahaan meningkatkan perhatian terhadap keuntungan potensial dari :
  1. Membuat pesanan pembelian yang lebih kecil dan lebih sering.
  2. Membangun kembali hubungan dengan pemasok.
Kedua hal di atas berhubungan dengan peningkatan minat dalam sistem pembelian tepat waktu (Just In Time). Pembelian Just In Time adalah pembelian barang atau bahan sedemikian rupa sehingga pengiriman secara tepat mendahului permintaan atau penggunaan. Dalam keadaan ekstrim tidak adanya persediaan (barang untuk dijual bagi seorang pengecer, bahan baku barang dalam proses atau barang jadi bagi seorang produsen) yang ditahan.











Rumusan Masalah
  1. Pengertian Just In Time.
  2. Bagaimana persediaan dalam sistem Just In Time.
  3. Bagaimana pembelian dalam sistem Just In Time.
  4. Bagaimana produksi dalam sistem Just In Time.
  5. Pemanufakturan JIT dan Penentuan Biaya Produk
  6. JIT Dibandingkan dengan Pemanufakturan Tradisional.
  7. JIT dan Ketertelusuran Biaya Overhead.
  8. Keakuratan Penentuan Biaya Produk dan JIT.
  9. JIT dan Alokasi Biaya Pusat Jasa.
  10. Pengaruh JIT pada Biaya Tenaga Kerja Langsung.
  11. Pengaruh JIT pada Penilaian Persediaan












PEMBAHASAN
Pengertian Just In Time

Menurut Henri Simamora dalam bukunya Akuntansi Manajemen, Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen-komponen lainnya. Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang berkontribusi pada pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang dan waktu produksi.
Metode produksi Just In time mensyaratkan tidak adanya persediaan bahan baku karena bahan baku dan suku cadang dijadwalkan untuk sampai ke pabrik dari pemasok hanya pada saat dibutuhkan saja.
Persediaan Just In Time

Perusahaan-perusahaan pabrikasi menyimpan tiga jenis persediaan : bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Persediaan-persediaan ini dirancang untuk bertindak sebagai penyangga sehingga kegiatan-kegiatan perusahaan tetap dapat berjalan mulus kendatipun para pemasok terlambat melakukan pengiriman atau bilamana sebuah departemen tidak mampu beroperasi selama beberapa waktu karena sesuatu atau hal lainnya. Namun penyimpanan persediaan-persediaan itu sudah barang tentu memakan biaya besar. Sistem Just In Time merupakan upaya untuk mengurangi atau menghilangkan persedian. Perusahaan yang mengadopsi system Just In Time ke proses produksinya mestilah merancang kembali fasilitas – fasilitas pabrikasinya dan kejadian – kejadian yang memicu proses tersebut.

Pembelian dalam sistem Just In Time

Pembelian JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan atau penggunaan.
Pembelian JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dengan cara:
  1. Mengurangi jumlah pemasok sehingga perusahaan dapat mengurangi sumber-sumber yang dicurahkan dalam negosiasi dengan pamasoknya.
  2. Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok.
  3. Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian yang mapan.
  4. Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai tambah.
  5. Mengurangi waktu dan biaya untuk program-program pemeriksaan mutu.
Penerapan pembelian JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
  1. Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.
  2. Perubahan “cost pools” yang digunakan untuk mengumpulkan biaya.
  3. Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya sehingga banyak biaya tidak langsung dapat diubah menjadi biaya langsung.
  4. Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga beli secara individual
  5. Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem akuntansi.




Produksi dalam sistem Just In Time

Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang tepat waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi berikutnya atau sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan.

Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara:
  1. Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses dalam setiap workstation (stasiun kerja) atau tahapan pengolahan produk (konsep persediaan nol).
  2. Mengurangi atau meniadakan “Lead Time” (waktu tunggu) produksi (konsep waktu tunggu nol).
  3. Secara berkesinambungan berusaha sekeras-kerasnya untuk mengurangi biaya setup mesin-mesin pada setiap tahapan pengolahan produk (workstation).
  4. Menekankan pada penyederhanaan pengolahan produk sehingga aktivitas produksi yang tidak bernilai tambah dapat dieliminasi.
Perusahaan yang menggunakan produksi JIT dapat meningkatkan efisiensi dalam bidang:
  1. Lead time (waktu tunggu) pemanufakturan
  2. Persediaan bahan, barang dalam proses, dan produk selesai
  3. Waktu perpindahan
  4. Tenaga kerja langsung dan tidak langsung
  5. Ruangan pabrik
  6. Biaya mutu
  7. Pembelian bahan



Penerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
  1. Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan
  2. Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk aktivitas tidak langsung
  3. Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya tenaga kerja dan overhead pabrik secara individual
  4. Mengurangi keterincian informasi yang dicatat dalam “work tickets”
Pemanufakturan JIT dan Penentuan Biaya Produk

Pemanufakturan JIT menggunakan pendekatan yang lebih memusat daripada yang ditemui dalam pemanufakturan tradisional.Penggunaan sistem pemanufakturan JIT mempunyai dampak pada :
  1. Meningkatkan Keterlacakan (Ketertelusuran) biaya.
  2. Meningkatkan akurasi penghitungan biaya produk.
  3. Mengurangi perlunya alokasi pusat biaya jasa (departemen jasa)
  4. Mengubah perilaku dan relatif pentingnya biaya tenaga kerja langsung.
  5. Mempengaruhi sistem penentuan harga pokok pesanan dan proses.
Dasar-dasar pemanufakturan JIT dan perbedaannya dengan pemanufakturan tradisional:
JIT Dibandingkan dengan Pemanufakturan Tradisional.

Pemanufakturan JIT adalah sistem tarikan permintaan (Demand-Pull). Tujuan pemanufakturan JIT adalah memproduksi produk hanya jika produk tersebut dibutuhkan dan hanya sebesar jumlah permintaan pembeli (pelanggan). Beberapa perbedaan pemanufakturan JIT dengan Tradisional meliputi:
  • Persediaan Rendah
  • Sel-sel Pemanufakturan dan Tenaga Kerja Interdisipliner
  • Filosofi TQC (Total Quality Control)
JIT dan Ketertelusuran Biaya Overhead

Dalam lingkungan JIT, beberapa aktivitas overhead yang tadinya digunakan bersama untuk lebih dari satu lini produk sekarang dapat ditelusuri secara langsung ke satu produk tunggal. Manufaktur yang berbentuk sel-sel, tanaga kerja yang terinterdisipliner, dan aktivitas jasa yang terdesentralisasi adalah karakteristik utama JIT.
Keakuratan Penentuan Biaya Produk dan JIT

Salah satu konsekuensi dari penurunan biaya tidak langsung dan kenaikan biaya langsung adalah meningkatkan keakuratan penentuan biaya (Harga Pokok Produk). Pemanufakturan JIT, dengan mengurangi kelompok biaya tidak langsung dan mengubah sebagian besar dari biaya tersebut menjadi biaya langsung maupun sebaliknya, dapat menurunkan kebutuhan penaksiran yang sulit.
JIT dan Alokasi Biaya Pusat Jasa

Dalam manufaktur tradisional, sentralisasi pusat-pusat jasa memberikan dukungan pada berbagai departemen produksi. Dalam lingkungan JIT, banyak jasa didesentralisasikan. Hal ini dicapai dengan membebankan pekerja dengan keahlian khusus secara langsung ke lini produk dan melatih tenaga kerja langsung yang ada dalam sel-sel untuk melaksanakan aktivitas jasa yang semula dilakukan oleh tenaga kerja tidak langsung.
Pengaruh JIT pada Biaya Tenaga Kerja Langsung

Sebagai perusahaan yang menerapkan JIT dan otomatisasi, biaya tenaga kerja langsung tradisional dikurangi secara signifikan. Oleh sebab itu ada dua akibat:
  1. Persentasi biaya tenaga kerja langsung dibandingkan total biaya produksi menjadi berkurang.
  2. Biaya tenaga kerja langsung berubah dari biaya variabel menjadi biaya tetap.
Pengaruh JIT pada Penilaian  Persediaan

Salah satu masalah pertama akuntansi yang dapat dihilangkan dengan penggunaan pemanufakturan JIT adalah kebutuhan untuk menentukan biaya produk dalam rangka penilaian persediaan. Jika terdapat persediaan, maka persediaan tersebut harus dinilai, dan penilaiannya mengikuti aturan-aturan tertentu untuk tujuan pelaporan keuangan. Dalam JIT diusahakan  persediaan nol (atau paling tidak pada tingkat yang tidak signifikan), sehingga penilaian persediaan menjadi tidak relevan untuk tujuan pelaporan keuangan.Dalam JIT, keberadaan penentuan harga pokok produk hanya untuk memuaskan tujuan manajerial. Manajer memerlukan informasi biaya produk yang akurat untuk membuat berbagai keputusan misalnya :
  • penetapan harga jual berdasar cost-plus
  • analisis trend biaya,
  • analisis profitabilitas lini produk,
  • perbandingan dengan biaya para pesaing
  • keputusan membeli atau membuat sendiri, dsb.






PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemaparan diatas kami mencoba memberikan rekomendasi
kepada perusahaan-perusahaan untuk melakukan pendekatan JIT pada pengendalian kualitas terpadu, Total Quality Control (TQC) terlebih dahulu kepada produknya yang bertujuan untuk membangun suatu sikap yang berdasarkan pada tiga prinsip utama, yaitu :
  1. Prinsip utama : output yang bebas cacat adalah lebih penting  daripada output itu sendiri.
  2. Prinsip kedua : cacat, kesalahan-kesalahan, kerusakan, kemacetan, dll, dapat dicegah.
  3. Prinsip ketiga : tindakan pencegahan adalah lebih murah daripada pekerjaan ulang (rework).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar