AUDIT PEMASARAN
PENDAHULUAN
Audit manajemen
merupakan suatu penilaian dari organisasi manajerial dan efisiensi dari suatu
perusahaan, departemen, atau setiap entitas dan subentitas yang dapat di audit.
Penekanannya adalah untuk mencapai efisiensi yang lebih besar, efektivitas, dan
ekonomisasi dalam usaha dan organisasi yang lain. Pendekatan audit yang biasa
dilakukan dalam suatu audit manajemen adalah menilai efisiensi, efektivitas,
dan keekonomisan dari masing-masing fungsi yang terdapat dalam perusahaan.
Misalnya : fungsi penjualan dan pemasaran, fungsi produksi, fungsi pergudangan
dan distribusi, fungsi sumber daya manusia, fungsi akuntansi dan fungsi
keuangan. Prosedur audit yang dilakukan dalam suatu audit manajemen tidak
seluas audit prosedur yang dilakukan dalam suatu general audit, karena
ditekankan pada evaluasi terhadap kegiatan usaha perusahaan.
Prosedur audit yang dilakukan mencakup :
1. Prosedur Penelaahan Analitis,
2. Evaluasi atas Management Control
System yang Terdapat di Perusahaan,
3. Compliance Test (Pengujian Ketaatan).
Dari beberapa fungsi
yang perlu diperiksa oleh audit manajemen, salah satunya adalah fungsi
marketing (pemasaran). Jika program yang ditetapkan untuk bagian marketing
tidak bisa dicapai dan budget yang ditetapkan tidak bisa dipenuhi, berarti
fungsi marketing tidak berjalan efektif. Misalnya market share perusahaan tidak
bisa ditingkatkan sesuai rencana. Pemasaran memegang kunci keberhasilan dalam
menggali, memelihara (mempertahankan), dan mengembangkan sumber-sumber
penghasilan perusahaan. Karakteristik lingkungan bisnis yang penuh turbulence
dan tingkat persaingan yang sangat ketat sudah merupakan sebuah keniscayaan.
Oleh karena itu untuk dapat terus survive maka audit pemasaran merupakan salah
satu kunci yang senantiasa harus selalu di perhatikan oleh kalangan bisnis.
Karena di dalam iklim bisnis pasar yang semakin kompetitif dan penuh gejolak
harus disadari bahwa keberhasilan dimasa depan hanya akan datang dari
perencanaan pemasaran yang sangat cermat dan pelaksanaan audit pemasaran akan
sangat menentukan keberhasilan implementasi perencanaan pemasaran tersebut.
Audit Pemasaran adalah
suatu bentuk pengujian yang komprehensif, sistematis, independen dan dilakukan
secara periodik terhadap lingkungan pemasaran baik itu dari segi tujuan,
strategi, dan aktifitas perusahaan atau unit bisnis untuk menentukan peluang
dan permasalahan yang terjadi, serta memberikan rekomendasi rencana tindakan
untuk meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan. Audit pemasaran lebih menekankan
pada evaluasi terhadap bagaimana efektivitas organisasi pemasaran dalam
meningkatkan kinerjanya. Seperti halnya audit keuangan, audit pemasaran
dilaksanakan secara berkala sebagai pengganti ketika mekanisme pengendalian
tampak keluar dari sistem pengendalian. Audit pemasaran bukan suatu proses
pengendalian yang digunakan hanya selama terjadi krisis, akan tetapi dalam
bisnis yang mengalami hambatan mungkin digunakan untuk mengisolasi permasalahan
dan mencarikan solusinya.
Tujuan utama dari audit
pemasaran adalah untuk mengidentifikasi ancaman-ancaman pemasaran yang dihadapi
perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk mengeliminasi
ancaman tersebut. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari audit ini, hasil audit
dapat memberikan gambaran yang objektif tentang kinerja pemasaran perusahaan
dan berbagai kekurangan yang terjadi dalam pengelolaan upaya pemasaran yang
masih memerlukan perbaikan.
Didalam Audit pemasaran
terdapat dua tipe audit pemasaran, yaitu: 1. audit fungsional (vertikal) merupakan
audit yang dilakukan terhadap beberapa aktivitas dari departemen pemasaran
seperti periklanan atau penjualan dan membuat analisis terhadap bagian -bagian
yang diaudit tersebut, 2. audit menyeluruh (horizontal), yang melakukan audit
terhadap keseluruhan dari fungsi pemasaran perusahaan.
Dalam penentuan tipe
audit yang digunakan tergantung dari perusahaan itu sendiri akan seberapa
penting audit pemasaran dibutuhkan oleh perusahaan dan seberapa besar pula dana
yang sanggup dikeluarkan perusahaan tersebut untuk melakukan audit pemasaran,
karena untuk melakukan audit menyeluruh diperlukan dana yang cukup besar. Audit
pemasaran tidak hanya memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan yang sedang
dirundung persoalan. Dalam situasi dan kondisi perusahaan yang berjalan normal,
berbagai industri yang dapat melaksanakan audit pemasaran dan menindaklanjuti hasilnya
dengan baik sehingga mampu untuk memperkecil kesenjangan negatif antara lingkungan
bisnis dengan strategi, taktik dan kapasitas internal perusahaan akan memiliki tingkat
return of investment (ROI) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang
tidak memperhatikan audit pemasaran sebagaimana mestinya.
Arti penting
pelaksanaan audit pemasaran bagi suatu perusahaan akan semakin dirasakan oleh
suatu perusahaan ketika mereka memahami sejumlah manfaat yang akan dipetik
dengan melaksanakannya dengan baik. Karena dengan melaksanakan audit pemasaran
dengan baik dan benar maka akan memberikan banyak sekali manfaat, seperti :
1. memberikan suatu evaluasi yang independen dan
tidak bias terhadap program-program pemasaran,
termasuk strategi, penawaran, dan kreatifitas suatu perusahaan.
2. dapat mengidentifikasi area-area yang dibutuhkan
dalam menigkatkan dan menghasilkan saran-saran dan ide-ide yang spesifik serta
bagaimana memperbaikinya.
3. identifikasi tersebut termasuk beberapa cara
(several ways) untuk memperbaiki respons pemasaran.
4. memberikan sebuah perusahaan ide-ide baru yang
segar, teknik-teknik dan new direction pada masa mendatang.
5. membantu
perusahaan secara periodik dalam menganalisis upaya pemasaran, mengcreate serta
merevisi pendekatan pemasaran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Dengan
demikian, audit pemasaran adalah merupakan aktivitas vital yang sangat
menentukan kesuksesan suatu perusahaan. Karena, didalam iklim bisnis pasar yang
semakin kompetitif dan penuh turbulence harus disadari bahwa keberhasilan
dimasa depan akan sangat ditentukan oleh kesuksesan pelaksanaan audit
pemasaran. Oleh karena itu dalam makalah ini, kami mengambil contoh mengenai
kasus, misalnya O’Brien Candy Company –perusahaan kembang gula di Amerika
Tengah yang suatu ketika, perusahaan tersebut pernah menghadapi persoalan berat
berupa penurunan tingkat penjualan dan keuntungan.
PEMBAHASAN
Kompleksitas
permasalahan yang harus dihadapi dunia bisnis di dalam mengelola perusahaan
merupakan sebuah keniscayaan. Kerap, kompleksitas permasalahan tersebut
menggiring top management terperosok pada lubang jebakan dengan melihat
permasalahan dengan menggunakan ’kaca mata kuda’. Tidak jarang persoalan yang
timbul hanya ditangkap dari satu sudut pandang. Padahal ’penyakit’ yang
berhasil dideteksi tersebut hanyalah symptom, bukan akar permasalahan yang
sesungguhnya. Konsekuensinya adalah effort yang dikeluarkan untuk ’menyembuhkan
penyakit’ perusahaan menjadi sia-sia belaka, jauh dari sebuah upaya yang
efektif.
Audit pemasaran yang
merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap segenap program pemasaran pada suatu
perusahaan atau unit bisnis secara komprehensif, sistematis, independen, dan
berkala terbukti ampuh untuk menepis fenomena tersebut dengan memberikan
pendekatan yang terstruktur terhadap pengumpulan dan analisis data/informasi
pada lingkungan bisnis yang kompleks dan selanjutnya dapat ditindak lanjuti
dengan melakukan langkah-langkah korektif sehingga efektivitas program-program
pemasaran dapat tercapai.
Kasus O’Brien Candy
Company –perusahaan kembang gula di Amerika Tengah dapat memberikan gambaran
betapa pentingnya pelaksanaan audit pemasaran. Suatu ketika, perusahaan
tersebut pernah menghadapi persoalan berat berupa penurunan tingkat penjualan
dan keuntungan.
Top management
berpendapat bahwa penyebabnya terletak pada tenaga penjual yang dianggap tidak
bekerja keras dan kurang terampil. Untuk itu, mereka memperkenalkan suatu
sistem perangsang konpensasi baru dan mempekerjakan pelatih tenaga penjualan
untuk mendidik para pegawai penjualan dalam bidang perniagaan dan teknik-teknik
penjualan moderen.
Akan tetapi, sebelum
melakukan hal tersebut, mereka memutuskan untuk mempekerjakan konsultan
pemasaran untuk melakukan audit pemasaran dengan menghasilkan kesimpulan tegas
tentang permasalahan perusahaan O’Brien yang tidak akan terpecahkan dengan
cara-cara peningkatan kemampuan tenaga penjualan; karena permasalahan yang
sesungguhnya dihadapi perusahaan bersifat lebih mendasar. Antara lain (a)
Tujuan-tujuan pemasaran perusahaan tidak jelas dan tidak realistis, (b)
Strategi perusahaan tidak memperhitungkan perubahan pola penyaluran atau
menyelenggarakan perubahan pasar yang cepat, (c) Perusahaan lebih dijalankan
oleh organisasi penjualan daripada oleh organisasi pemasaran, (d) Jajaran
produk perusahaan berada dalam keseimbangan yang mengkhawatirkan. Dua macam
produk yang menonjol menanggung 75% dari seluruh penjualan dan tidak memiliki
potensi untuk berkembang, (e) Serangkaian variabel pemasaran (marketing mix)
perusahaan tidak seimbang dan terlalu banyak menghabiskan dana untuk tenaga penjualan
tapi tidak cukup untuk bagian pengiklanan, (f) Perusahaan tidak memiliki
prosedur pengembangan produk baru secara berhasil, (g) Usaha penjualan tidak
terarah pada perhitungan yang menguntungkan.
Ternyata persoalan yang
ditangkap top management O’Brien bahwa tenaga penjual yang dianggap kurang
kerja keras tidak lebih dari sekedar symptom. Akar permasalahan perusahaan baru
dapat ditangkap secara utuh setelah melaksanakan audit pemasaran. Kasus O’Brien
secara gamblang menunjukkan betapa pentingnya audit pemasaran untuk mengetahui
permasalahan pemasaran yang sesungguhnya dihadapi perusahaan. Tanpa melakukan
audit pemasaran maka persoalan perusahaaan O’Brien tak kunjung terpecahkan
karena upaya manajemen untuk membasmi ‘penyakit’ dilakukan dengan ‘obat’ yang
tidak tepat.
Audit pemasaran tidak
hanya memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan yang sedang dirundung
persoalan. Dalam situasi normal, berbagai industri dapat melaksananakan audit
pemasaran dan menindaklanjutinya dengan baik. Dampaknya adalah perusahaan mampu
memperkecil kesenjangan negatif antara lingkungan bisnis dengan strategi,
taktik, dan kapasitas internal perusahaan sehingga memiliki tingkat return on
investment (ROI) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
memperhatikan audit pemasaran sebagaimana mestinya.
Ini
dapat dilihat dari penelitian yang menunjukkan bahwa perusahaan dengan
kesenjangan negatif besar mempunyai ROI lebih kurang setengah dari perusahaan
dengan kesenjangan negatif kecil. Tidak mengherankan bila sejumlah perusahaan
terkemuka di manca negara telah memahami arti penting dan mengimplementasikan
audit pemasaran sehingga kontrol strategi perusahaan dapat terlaksana dengan
baik sesuai dengan perencanaan pemasaran yang telah ditetapkan. Di samping itu,
program pemasaran dapat berjalan secara lebih efektif yang pada gilirannya
kinerja pemasaran dapat terus ditingkatkan.
Dengan ungkapan lain
dapat dikatakan bahwa pelaksanaan audit pemasaran akan memastikan strategic
control mechanism perusahaan dapat berjalan dengan baik. Selain itu juga
memudahkan pencapaian tujuan, siasat, dan sistem pemasaran yang disesuaikan
secara optimal dengan lingkungan pemasaran; sekarang maupun masa mendatang;
sebagai strategic control dan sekaligus merupakan alat penilai keberhasilan
pemasaran (marketing effectiveness rating instrument) yang akan menggambarkan
keberhasilan pemasaran secara menyeluruh.
Pengertian Audit
Pemasaran adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi
untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan
Kriteriakriteria yang telah ditetapkan (Alvin A.Arens et al., 2003). Sebelum
mengetahui pengertian Audit Pemasaran, terlebih dahulu penulis jelaskan
pengertian dari Audit. Pada dasarnya, Audit merupakan suatu alat perusahaan
agar dapat mengerti bagaimana perusahaan berhubungan dengan lingkungan tempat
perusahaan beroperasi. Audit merupakan alat perusahaan untuk mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahannya sebagaimana mereka berhubungan dengan peluang dan
ancaman (Amin Widjaja Tunggal, 2003).
Menurut Amin Widjaja
Tunggal (2003) Audit Pemasaran merupakan sejumlah cara titik mulai yang benar
untuk proses perencanaan pemasaran strategist, karena melalui audit, strategist
sampai pada suatu tolak ukur baik dari peluang dan ancaman lingkungan ataupun
kemampuan pemasaran organisasi.
Tujuan
dan Manfaat Audit Pemasaran Menurut (IBK Bayangkara, 2008), tujuan utama dari
audit pemasaran adalah untuk mengidentifikasi ancaman-ancaman pemasaran yang
dihadapi perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk
mengeleminasi ancaman tersebut. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari audit
ini, hasil audit dapat memberikan gambaran yang objektif tentang kinerja
pemasaran perusahaan dan berbagai kekurangan yang terjadi dalam pengelolaan
upaya pemasaran yang masih memerlukan perbaikan. Rekomendasi yang diberikan
auditor dapat menjadi alternatif solusi atas kekurangan yang terjadi sehingga
perbaikan-perbaikan yang diperlukan segera dapat dilakukan.
Tipe Audit Pemasaran
Ada dua tipe audit
pemasaran, pertama audit fungsional (vertikal) merupakan audit yang dilakukan
terhadap beberapa aktivitas dari departemen pemasaran seperti periklanan atau
penjualan dan membuat analisis terhadap bagian-bagian yang diaudit tersebut.
Kedua adalah audit menyeluruh (horizontal) yang melakukan audit terhadap
keseluruhan dari fungsi pemasaran perusahaan.
Dalam
pelaksanaannya, audit pemasaran kebanyakan merupakan campuran dari kedua tipe
audit di atas. Pertama-tama manajemen menginginkan analisis menyeluruh terhadap
fungsi pemasarannya untuk mengetahui adanya indikasi berbagai permasalahan dan
kemudian memilih salah satu (beberapa) permasalahan untuk diuji secara lebih
rinci. Biaya dari audit menyeluruh yang cukup besar sering menjadi kendala
pelaksanaan audit ini.
Bentuk Audit Pemasaran
Menurut (Amin Widjaja Tunggal, 2003) :
1. Audit eksternal berhubungan dengan variabel yang
tidak dapat dikendalikan, dimulai dengan suatu pengujian informasi atas ekonomi
umum dan kemudian berpindah pada pandangan atas kesehatan dan pertumbuhan dari
pasar yang dilayani oleh perusahaan.
2. Audit internal berkaitan dengan
variabel yang dapat dikendalikan yang bertujuan untuk menilai sumber daya
organisasi bagaimana mereka berhubungan dengan lingkungan dan berhadapan dengan
sumber daya dari pesaing.
Ruang Lingkup Audit Pemasaran
Menurut (IBK
Bayangkara, 2008) Audit pemasaran dapat mencakup enam wilayah utama dalam
pemasaran sebagai berikut :
1. Audit Lingkungan Pemasaran
Audit terhadap lingkungan pemasaran mencakup penilaian
terhadap pelanggan, pesaing, dan berbagai faktor lain yang memiliki pengaruh
terhadap perusahaan. Audit ini meliputi aspek lingkungan makro seperti ekonomi,
teknologi, sosial, dan politik.
2.
Audit Strategi Pemasaran
Audit ini bertujuan untuk menentukan
bahwa perusahaan telah menetapkan strategi yang selaras dengan tujuannya,
sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Sering terjadi bahwa tujuan dan
strategi perusahaan tidak secara jelas dinyatakan dan kemudian Auditor harus
menentukan pernyataan tujuan untuk kepentingan pengevaluasiannya.
3.
Audit Organisasi Pemasaran
Audit ini menilai kemampuan organisasi
pemasaran dalam mencapai tujuan perusahaan. Audit ini menentukan kemampuan tim
pemasaran untuk secara efektif berinteraksi dengan bagian-bagian lain seperti
litbang, keuangan, pembelian, dan sebagainya.
4.
Audit Sistem Pemasaran
Audit ini menganalisis prosedur yang
digunakan perusahaan untuk memperoleh informasi perencanaan dan pengendalian
operasi pemasaran. Hal ini berhubungan dengan penilaian apakah perusahaan telah
memiliki metode yang memadai atau tidak, untuk digunakan mengerjakan
tugas-tugas rutin di bidang pemasaran.
5.
Audit Produktivitas Pemasaran
Audit ini menganalisis produktivitas dan
profitabilitas produk, kelompok pelanggan, atau unit analisis yang lain di
dalam pemasaran. Analisis biaya pemasaran adalah salah satu metode untuk
menganalisis profitabilitas dan produktivitas pemasaran.
6.
Audit Fungsi Pemasaran
Audit ini merupakan audit vertikal atau
analisis secara mendalam terhadap setiap elemen bauran pemasaran seperti
produk, harga, distribusi, tenaga penjual, periklanan, promosi, dan lain-lain.
Tahapan-tahapan Audit Pemasaran
Pada dasarnya
pelaksanaan audit pemasaran bisa mengikuti tahapan audit secara umum, yaitu:
1. Audit
pendahuluan
2. Review
dan pengujian atas pengendalian manajemen perusahaan
3. Audit
lanjutan
4. Pelaporan
Proses Manajemen Pemasaran
Proses
manajemen pemasaran merupakan proses menganalisis peluang-peluang pasar,
memilih pasar sasaran, mengembangkan bauran pemasaran, dan mengelola
usaha-usaha pemasaran. Prosers ini mengoordinasikan seluruh aktivitas pemasaran
dalam suatu strategi pemasaran yang ditetapkan perusahaan dan sumber daya yang
terlibat di dalamnya untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menentukan Konsumen Sasaran
Perusahaan menyadari
bahwa tidak mampu untuk memenuhi (memuaskan) kebutuhan seluruh konsumen yang
ada di pasar. Ada terlalu banyak perbedaan konsumen dengan beraneka ragam
kebutuhan dan perilakunya. Beberapa perusahaan berada dalam posisi yang lebih
baik untuk melayani segmen pasar tertentu. Proses ini meliputi tiga tahapan
penting yaitu:
1. Segmentasi
pasar merupakan proses pengelompokan pelanggan ke dalam kelompok-kelompok
tertentu dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang sama. Segmen pasar
bisa dibedakan berdasrkan faktor geografis, demografis, fisikkografis, dan
perilaku.
2. Penetapan
pasar sasaran merupakan proses untuk mengevaluasi setiap daya tarik segmen
pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Dengan sumber daya
yang terbatas, tidak mungkin bagi perusahaan untuk melayani (memuaskan) semua
segmen pasar yang ada.
3. Penentuan
posisi pasar, mengatur suatu produk untuk menempati tempat yang jelas, berbeda,
dan diinginkan relatif terhadap produk-produk saingannya di dalam pikiran
konsumen sasaran. Identifikasi terhadap keunggulan bersaing adalah hal pertama
yang harus dilakukan perusahaan untuk memutuskan posisi produknya. Keunggulan
bersaing ini dapat tercipta apabila perusahaan dapat memaksimalkan nilai dari
pelanggan, yaitu dengan cara meningkatkan manfaat yang dapat dinikmati
pelanggan atau dengan menurunkan pengorbanan pelanggan dalam mendapatkan dan
memanfaatkan produk tersebut relatif terhadap produk pesaing atau dengan cara
kedua-duanya sekaligus.
Mengenbangkan Bauran Pemasaran
Bauran
pemasaran adalah seperangkat variabel penasaran yang dapat dikendalikan dan
dapat dapat dipadukan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan di dalam
pasar sasaran. Keputusan bauran pemasaran meliputi keputusan terhadap empat
variabel penting dalam pemasaran, yang dikenal sebagai 4P: 1) produk (product),
2) harga (price), 3) tempat atau saluran distribusi (place), dan 4) promosi
(promotion).
Audit Lingkungan Pemasaran
Lingkungan pemasaran
(marketing environment) terdiri atas para pelaku dan kekuatan-kekuatan di luar
pemasaran yang mempengaruhi kemampuan pemasaran perusahaan untuk mengembangkan
dan mempertahankan transaksi yang berhasil dengan konsumen sasarannya. Untuk
mampu bertahan dan berhasil dalam kondisi persaingan yang sangat ketat ini,
perusahaan harus menyesuaikan bauran pemasarannya untuk mengikuti tren dan
perkembangan di dalam lingkungan ini. Lingkungan pemasaran terdiri atas dua
kelompok besar yaitu:
1.
Lingkungan mikro, terdiri atas
kekuatan-kekuatan di sekitar perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya dalam
melayani pelanggannya. Berikut adalah para pelaku utama dalam lingkungan mikro,
yaitu perusahaan, pemasok, perantara pemasaran, pelanggan, bisnis/komersial,
dan terdapat pesaing utama yaitu konstruksi BUMN. Perusahaan mengidentifikasi
kebutuhan pelanggan dengan melakukan analisa pasar dan telah menetapkan saluran
distribusi yang tepat untuk menyalurkan produk/jasa kepada pelanggan, sehingga
memiliki tingkat efisiensi dan potensi pertumbuhan yang baik dalam
masing-masing saluran distribusi.
2.
Lingkungan makro, merupakan
kekuatan-kekuatan kemasyarakatan yang lebih luas yang mempengaruhi segenap
ligkungan mikro perusahaan dan
keputusan-keputusan strategis pemasaran. Lingkungan ini meliputi lingkungan
alam, demografi, ekonomi, teknologi, politik, dan budaya.
Dalam lingkungan makro, perkembangan dan
kecenderungan demografis utama tidak memberikan peluang ataupun ancaman bagi
perusahaan karena perusahaan dapat memanfaatkan kecenderungan tersebut dengan
adanya kantor cabang dan perwakilan untuk kemajuan perusahaan. Untuk menanggapi
perkembangan dan kecenderungan tersebut, perusahaan menambah atau memperluas
wilayah. Perusahaan memiliki ketersediaan sumber daya alam serta energi yang
cukup baik, dan dapat mengantisipasi perkembangan utama dalam pendapatan,
harga, penghematan, kredit yang dapat mempengaruhi perusahaan dengan
meningkatkan kinerja sumber daya keuangan.
Perusahaan mendapat tanggapan baik dari masyarakat
mengenai bisnis dan produk/jasa yang ditawarkan perusahaan, disamping itu
perusahaan melakukan peningkatan kinerja Direktorat Teknik & Pengembangan
dalam upaya meningkatkan upaya pemasaran terhadap gaya hidup dan nilai-nilai
pelanggan.
Audit Strategi Pemasaran
Dalam strategi
pemasaran terdapat tujuan dan sasaran pemasaran perusahaan yang telah
dinyatakan dengan jelas untuk dapat membimbing perencanaan pemasaran dan
pengukuran kinerja juga terdapat misi bisnis perusahaan yang telah dinyatakan
dengan jelas dan berorientasi pasar, tujuan pemasaran yang tepat dan
mempertimbangkan sumber daya, posisi persaingan dan peluang.
Manajemen
strategi didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang
menghasilkan formulasi dan implementasi berbagai rencana yang dirancang untuk
mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Manajemen memiliki tanggung jawab untuk
merencanakan, mengarahkan, mengorganisasikan, dan mengendalikan keputusan dan
tindakan-tindakan perusahaan yang berkaitan dengan strategi yang dipilih.
Strategi adalah rencana yang berskala besar dan berorientasi ke masa depan
untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan dalam mencapai sasaran-sasaran
perusahaan.
Audit Sistem Pemasaran
Dalam sistem pemasaran
perusahaan, sistem intelijen pemasaran menghasilkan informasi yang akurat,
tepat waktu dan memadai mengenai perkembangan pasar yang berkaitan dengan
pelanggan, calon pelanggan, pesaing dan masyarakat.
Perusahaan, departemen,
atau divisi memanfaatkan riset pemasaran untuk perencanaan sebagaimana halnya
pemecahan masalah, seperti pengambilan keputusan pemasaran didasarkan pada
hasil riset pemasaran yang memadai. Perusahaan juga memberikan cukup dorongan
pada riset pemasaran. Perusahaan memiliki prosedur pengendalian untuk
memastikan bahwa rencana tahunan tercapai yaitu yang tercatat pada Annual
Bussiness Plan dan Management Review dan perusahaan terorganisasi dengan baik
untuk mengumpulkan, menghasilkan, dan menyaring ide-ide tentang produk baru
melalui Rapat Triwulan dan Review Proyek.
Sistem informasi
perusahaan adalah orang, peralatan, dan prosedur untuk mengumpulkan, memilah,
menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang dibutuhkan
pengambil keputusan pemasaran secara akurat dan tepat waktu. Sistem informasi
pemasaran dirancang untuk menghubungkan kebutuhan manajemen terhadap informasi
berbagai aktivitas pemasaran yang telah dilakukan dan memenuhi kebutuhan
informasi tersebut dalam menjalankan fungsi manajerialnya. Suatu informasi
pemasaran yang bermanfaat memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Relevan,
informasi ini dapat mempengaruhi keputusan manajemen (memiliki dmpak yang
berbeda pada pengambilan keputusan bisnis)
2. Cukup,
informasi ini tersedia dalam jumlah yang cukup
dan teruji keakuratannya.
3. Kompeten,
diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya dan dari proses pengolahan
(analisis) data yang tepat.
4. Efisien,
informasi harus diperoleh secara efisien. Pertimbangan biaya dan manfaat harus
dijadikan dasar untuk menilai suatu informasi.
Audit Organisasi Pemasaran
Pemasaran pada dasarnya
adalah keseluruhan dari perusahaan karena pemenuhan kepuasan pelanggan adalah
tanggung jawab keseluruhan bagian atau fungsi yang terdapat di perusahaan.
Secara ideal tanggung jawab peningkatan nilai pelanggan yang menjadi pemicu
kepuasan pelanggan adalah tanggung jawab semua bagian atau fungsi yang ada di
dalam perusahaan. Konsep pemasaran tidak terbatas pada penjualan danpromosi
saja, pemasaran memegang fungsi yang sangat kompleks dan menyangkut secara
keseluruhan kepentingan perusahaan. Pemasaran harus secara intensif menjalin
kerja sama dengan berbagai bagian dan fungsi, membentuk suatu sinergi dalam
meningkatkan nilai pelanggan.
Oleh karena itu, kesuksesan kinerja pemasaran
perusahaan bukan sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi lebih pada kerja sama
antarfungsi dan bagian yang membentuk suatu rangkaian rantai nilai dalam
pecapaian tujuan perusahaan. Dalam organisasi pemasaran, wakil direktur bidang
pemasaran memiliki wewenang dan tanggung jawab yang memadai dalam merencanakan,
mengelola dan mengendalikan upaya pemasaran perusahaan dan otoritas final
decision terdapat di wakil direktur. Di dalam perusahaan terdapat komunikasi
dan hubungan kerja yang baik antara pemasaran dan tenaga penjualan.
Organisasi
pemasaran harus mampu memandu berbagai aktivitas pemasaran dalam rangka memenuhi kepuasan pelanggannya.
Direktur pemasaran harus memiliki wewenang dan tanggung jawab yang memadai
dalam mengelola berbagai aktivitas peningkatan kepuasan pelanggan tersebut.
Disamping itu, untuk menjadikan berbagai program pemasaran berjalan secara
efektif dan efisien, organisasi pemasaran juga harus optimal mampu mengoordinasikan
keempat dimensi aktivitas pemasaran yaitu (i) fungsional, (ii) geografis, (iii)
produk, dan (iv) pelanggan. Organisasi pemasaran harus mampu menjadi prasarana
yang andal dalam menata upaya pemasaran, menetukan tugas, tanggung jawab, dan
wewenang dengan tepat dalam pencapaian tujuan pemasaran perusahaan.
Audit Fungsi Pemasaran
Audit fungsi pemasaran merupakan
pengujian yang sistematis dan terdokumentasi terhadap bagaimana perusahaan
menentukan bauran pemasarannya dan apakah
bauran pemasaran tersebut secara efektif dan mencapai tujuan pemasaran
dan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Fungsi pemasaran melibatkan kebijakan
penting dalam bauran pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Kebijakan
tersebut meliputi: (1) kebijakan produk, (2) kebijakan harga, (3) kebijakan
promosi, dan (4 ) kebijakan saluran distribusi.
(1). Kebijakan Produk
Pada fungsi pemasaran,
perusahaan menyatakan secara tegas lini produknya yaitu melalui analisis order
yang ada berupa tender atau non tender yang saat ini mampu mencapai tujuan
dalam memuaskan kebutuhan pasar dan kontribusinya pada laba perusahaan. Lini
produk yang ditetapkan perusahaan adalah merentang kedua arah yaitu pada saat
posisinya di tingkat menengah tersebut mulai diserang pesaing, perusahaan
memasuki pasar di tingkat bawah atau di tingkat atas atau mungkin secara
bersamaan. Di samping itu perusahaan perlu menambah beberapa lini produknya
untuk meningkatkan pangsa pasar melalui peningkatan strategi produk/jasa yang
dibutuhkan pelanggan.
Produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, pembelian,
pemakaian, atau konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk
mencakup objek fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, dan gagasan. Tiga
tingkatan produk meliputi:
a. produk
inti (core product), menyangkut manfaat inti yang sesungguhnya dibeli konsumen
ketika mereka memperoleh produk. Misalnya, ketika mahasiswa membeli buku, bukan
sekedar membeli materi kuliah (literatur), tetapi lebih daripada itu mereka
membeli ilmu pengetahuan yang dijanjikan oleh buku tersebut.
b. produk
aktual (actual product), meliputi komponen model, tampilan, nama, merek,
pengemasan, dan ciri-ciri produk lainnya yang berkombinasi untuk memberikan
manfaat produk ini.
c. produk
tambahan (augmented product), meliputi pelayanan dan manfaat tambahan yang
diperoleh konsumen yang dibangun di sekeliling produk inti dan produk aktual.
Keputusan Lini Produk
Lini
produk merupakan sekelompok produk yang berkaitan erat karena memiliki fungsi
yang sama, dijual untuk kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui
jenis-jenis outlet yang sama atau berada dalam rentang harga tertentu.
Keputusan lini produk mencakup beberapa keputusan penting yang berkaitan
dengan: (i) rentang lini produk, (ii) merentangkan lini produk, (iii) mengisi
lini produk, (iv) modernisasi lini produk, dan (v) menetapkan tampilan lini
produk.
Keputusan Bauran Produk
Bauran
produk merupakan himpunan sebuah lini produk dan barang-barang yang ditawarkan
penjual tertentu kepada pembeli. Empat dimensi bauran produk meliputi: (i)
keluasan, (ii) kepanjangan, (iii) kedalaman, dan (iv) konsistensi. Keempat
bauran produk ini memberikan panduan untuk mendefinisikan strategi produk
perusahaan. Berkaitan dengan bauran produk, perusahaan bisa meningkatkan
kinerja produknya melalui empat cara yaitu pertama-tama perusahaan menambah
lini produknya, kemudian memperluas bauran produknya. Dalam cara ini lini
produk baru akan membangun reputasi produk yang sudah ada. Cara yang lain
perusahaan dapat memperpanjang lini produk yang sudah ada untuk menjadi
perusahaan yang memiliki lini penuh. Cara yang terakhir adalah perusahaan bisa
kurang atau lebih memperhatikan konsistensi lini produknya.
(2). Kebijakan Harga
Dalam hal penetapan
harga, perusahaan memiliki tujuan, kebijakan, strategi dan prosedur penetapan
harga yang dinyatakan secara tegas untuk pencapaian tujuan pemasaran perusahaan.
Harga adalah uang dibebankan untuk sebuah barang atau jasa atau jumlah nilai
yang konsumenpertukarkan untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau
memanfaatkan suatu barang atau jasa. Faktor utama yang mempengaruhi strategi
harga yang ditetapkan perusahaan yaitu faktor internal yang terdiri atas:
a. Tujuan
pemasaran. Ada beberapa tujuan pemasaran yang berpengaruh terhadap kebijakan
penetapan harga, diantaranya: kelangsungan hidup produk, maksimasi laba saat
ini, kepemimpinan pangsa pasar, dan tujuan lain.
b. Strategi
bauran pemasaran, menyangkut bagaimana setiap komponen bauran pemasaran
(produk, harga, promosi, dan saluran distrbusi) ditetapkan untuk menunjang
suksesnya program pemasaran secara keseluruhan. Harga dapat mempengaruhi secara
keseluruhan dari bauran pemasaran , demikian juga komponen yang lain. Jika
harga menjadi landasan utama dalam menetapkan bauran pemasaran, maka harga
terhadap suatu produk ditetapkan terlebih dahulu baru kemudian bauran pemasaran
yang lainnya menyesuaikan dengan tingkat harga yang ditetapkan tersebut.
c. Biaya.
Biaya adalah dasar penentuan harga. Harga suatu produk harus mencerminkan
berapa biaya yang telah dikonsumsi untuk menghasilkan produk tersebut dan
berapa biaya untuk menyampaikan produk tersebut kepada konsumen dalam memuaskan
kebutuhannya. Disamping itu harga juga harus mencerminkan berapa tingkat
keuntungan yang diharapkan produsen dari memuaskan kebutuhan konsumen.
d. Pertimbangan
organisasional, menyangkut penetuan kewenangan dari bagian yang menetapkan
harga. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pertimbangan strategis dan besar
kecilnya organisasi perusahaan. Dalam perusahaan kecil,harga kebanyakan
ditetapkan oleh manajemen puncak, sedangkan pada perusahaan besar mungkin lebih
strategis jika harga ditetapkan oleh manajer divisi atau manajer lini produk.
Faktor
lain (eksternal) meliputi:
a. sifat
dan permintaan pasar. Harga suatu produk sangat dipengaruhi oleh jenis pasar
dimana produk tersebut dipasarkan. Pada pasar persaingan sempurna, dimana
banyak terdapat pembeli dan penjual yang
sama-sama memiliki pengetahuan yang memadai tentang kondisi pasar, harga
ditentukan oleh mekanisme pasar.
b. persaingan.
Harga dan penawaran yang dilakukan perusahaan harus secara cermat merespon
harga dan penawaran pesaing. Konsumen tidak akan membeli suatu produk dengan
harga yang lebih tinggi jika produk tersebut tidak memberikan manfaat lebih
kepada penggunanya.
c. faktor
lingkungan lainnya. Beberapa faktor lingkungan sangat berpengaruh pada
penetapan harga yang dilakukan perusahaan. Faktor-faktor ini kebanyakan
bersifat given bagi perusahaan karena memang perusahaan tidak memiliki kendali
terhadap faktor-faktor ini. Kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, perkembangan
politik, perkembangan teknologi, dan sebagainya secara signifikan dapat
mempengaruhi keberhasilan program pemasaran perusahaan. Oleh karena itu,
perusahaan harus selalu menyesuaikan strategi dan program pemasarannya terhadap
faktor-faktor ini termasuk penetapan harga.
(3). Kebijakan Saluran Distribusi
Perusahaan
memiliki tujuan dan strategi distribusi yang dinyatakan secara tegas dan dapat
disosialisasikan secara memadai dan dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan
distribusi. Saluran distribusi merupakan jaringan organisasi yang menghubungkan
produsen dengan pennguna (konsumen) akhir. Penggunaan perantara dalam pemasaran
(saluran distribusi) sebagian besar disebabkan adanya keunggulan efisiensi
dalam membuat barang tersedia dan mudah diperoleh di pasar dalam jumlah dan
waktu yang tepat.
Fungsi Distribusi
Fungsi
penting yang dilaksanakan oleh saluran distribusi dalam arus pemasaran
meliputi: informasi, promosi, negosiasi, pemesanan, pembiayaan, pengambilan
risiko, pemilikan fisik, pembayaran, da hak milik.
Keputusan Mengenai Bentuk Saluran
Pemasaran
Keputusan mengenai
bentuk saluran pemasaran melibatkan pertimbangan-pertimbangan penting mengenai:
1. analisis
kebutuhan pelanggan
2. penetapan
tujuan saluran pemasaran
3. identifikasi
alternatif saluran pemasaran utama
4. evaluasi
alternatif saluran pemasaran utama.
(4). Kebijakan Periklanan, Promosi,
dan Publikasi
Perusahaan
harus mengkomunikasikan produk dan pelayanan yang disediakan kepada pelanggan
atau pelanggan potensialnya, perantara serta masyarakat umum untuk memberikan
informasi yang tepat tentang manfaat dan keberadaan produk tersebut. Suatu
bauran komunikasi pemasaran (bauran promosi) dapt terdiri atas kombinasi dari
komponen bauran promosi berikut:
a. Pengiklanan,
mencakup semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau
jasa, oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
b. Pemasaran
langsung, penggunaan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lainnya
untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respons dari pelanggan dan calon
pelanggan tertentu
c. Promosi
penjualan, merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba
atau pembelian produk atau jasa.
d. Hubungan
masyarakat dan publisitas. Berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan
dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
e. Penjualan
personal, merupakan interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli
dengan tujuan melakukan penjualan.
Mengembangkan Komunikasi Efektif
Mengembangkan suatu
bauran promosi yang efektif mencakup tahapan-tahapan penting berikut ini:
1. Mengidentifikasi
audiens sasaran. Perusahaan harus mengidentifikasi terlebih dahulu siapa
audiens sasaran dari produk yang dipasarkan. Apakah pembeli potensial dari produk yang dipasarkan,
pemakai saat ini, orang yang memutuskan pembelian atau yang mempengaruhi
pembelian tersebut.
2. Menentukan
tujuan komunikasi. Bagaimana proses audiens yang diharapkan perusahaan terhadap
produk yang dipasarkan setelah menerima pesan yang disampaikan melalui proses
komunikasi yang dibangun merupakan tujuan utama dari komunikasi pemasaran.
Respon terakhir adalah terjadinya transaksi pembelian dan kepuasan pelanggan.
3. Merancang
pesan. Setelah merumuskan dan mendefinisikan tujuan komunikasi (respon yang
diharapkan dariaudiens), perusahaan merancang pesan yang akan disampaikan
kepada audiens. Suatu pesan harus mendapat perhatian (attention0, menarik minat
( interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menghasilkan tindakan
(action).
4. Memilih
saluran komunikasi. Saluran komunikasi yang tepat harus mengikuti usaha
mengomunikasikan produk dan pelayanan kepada audiens yang dituju. Ada dua jenis
saluran komunikasi, yaitu:
a. Saluran
komunikasi personal
b. Saluran
komunikasi nonpersonal.
5. Mengalokasikan
total anggaran promosi. Mengalokasikan anggaran promosi menyangkut penetapan
total anggaran promosi dan pendistribusiannya pada brbagai saluran komunikasi
yang digunakan. Hal ini menyangkut keputusan yang sangat penting karena sangat
harus secara seimbang mempertimbangkan hubungan sfektivitas promosi dengan
kebutuhan efisiensi operasional perusahaan. Ada empat metode yang umum
digunakan dalam menetapkan angaran promosi, yaitu : (i) metode yang dapat
dijangkau, (ii) presentase dari penjualan, (iii) keseimbangan kompetitif, dan
(iv) metode tujuan dan tugas.
6. Memutuskan
bauran promosi. Keputusan bauran promosi menyangkut pencapaian tujuan pemasaran
secara efektif dan efisien melalui keseimbangan diantara komponen bauran
promosi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesimbangan bauran promosi terdiri
atas : (i) jenis pasar produk, (ii) strategi tarik dan strategi dorong, (iii)
tahap kesiapan pembeli, (iv) tahap siklus hidup produk, dan (v) peringkat pasar
perusahaan.
7. Mengukur
hasil promosi. Pengukuran hasil promosi harus dilakukan untuk menilai
efektivitas dan efisiensi program promosi yang ditetapkan. Pengukuran ini
melibatkan wawancara dengan audiens sasaran untuk mendapatkan informasi tentang
apakah mereka mengenal atau mengingat pesan yang disampaikan, berapa kali
mereka melihatnya, poin apa dari pesan tersebut yang paling mereka ingat,
bagaimana perasaan mereka terhadap pesan tersebut serta sikap mereka sebelumnya
dan saat ini terhadap produk tersebut dan perusahaan.
8. Mengelola
dan mengoordinasikan seluruh proses komunikasi pemasaran. Brerubahnya pasar
massal menjadi pasar dengan ukuran yang kecil-kecil membutuhkan pendekatan yang
berbeda dalam mengomunikasikan produk
perusahaan. Hal ini membutuhkan bauran promosi yang berbeda pula agar pesan dan
tujuan promosi dapat mencapai tujuannya. Saat ini semakin banyak perusahaan
yang menggunakan konsep komunikasi pemasaran yang terintegrasi, seperti yang
didefinisikan oleh American Association of Adcertising Agencies sebagai suatu
konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah suatu
rencana komprehensif yang mengevaluasi peranan strategis dari berbagai disiplin
komunikasi periklanan umum, respons langsung, promosi penjualan, hubungan
masyarakat dan menggabungkan disiplin-disiplin tersebut untuk memberikan
pengaruh komunikasi yang jelas, konsisten, dan maksimum melalui integrasi
langsung dari pesan-pesan yang berbeda.
Tujuan dari Audit
Pemasaran adalah untuk menunjukkan sasaran dan strategi pemasaran organisasi
diperlukan suatu format untuk mengatur penemuan-penemuan besar dari hasil
audit. Caranya adalah dengan melakukan analisis SWOT untuk setiap produk utama
atau segmen pasar. Melalui SWOT akan didapat kekuatan dan kelemahan internal
yang membedakannya dengan kekuatan dan kelemahan kompetitor dan dengan peluang
maupun ancaman eksternal kunci. SWOT juga harus mencakup sebab –sebab adanya
kinerja yang baik ataupun buruk.
Analisis
SWOT dapat digunakan sebagai salah satu alternatif tools di dalam melakukan
audit pemasaran. Analisis SWOT dapat membantu perusahaan dalam merumuskan
strategi untuk mencapai keunggulan bersaingnya. Perusahaan harus melakukan
analisis terhadap lingkungan pemasarannya untuk menentukan berbagai ancaman
yang mungkin dihadapi dan beberapa peluang yang mungkin untuk dikelola. Di
samping itu, perusahaan juga harus melakukan analisis terhadap kekuatan dan
kelemahannya. Hasil analisis pemasaran ini merupakan informasi penting yang
digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan pada fungsi perencanaan
pemasaran, implementasi pemasaran, dan pengendalian pemasaran (IBK Bayangkara,
2008).
Empat faktor dalam Analisis SWOT adalah
sebagai berikut :
a. Sterngth /
Kekuatan (S), adalah kemampuan internal yang menonjol dari sebuah perusahaan
secara relatif dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Strength merupakan suatu
kompetensi yang ada dalam perusahaan yang disajikan sebagai perbandingan dengan
competitor.
b. Weakness /Kelemahan
(W), merupakan sifat-sifat dari suatu perusahaan yang cenderungmengurangi
nilai-nilai kompeten dan perbandingan dengan pesaingpesaingnya.
c. Opportunities
/Peluang (O), merupakan peluang-peluang yang ada dalam diri perusahaan atau
peluang-peluang yang dimiliki oleh perusahaan.
d. Threats / Ancaman (T), merupakan
kejadian-kejadian yang sangat mungkin terjadi yang dapat mengakibatkan kerugian
tertentu bagi perusahaan.
KESIMPULAN
Sejumlah penelitian dan
fakta empiris menunjukkan bahwa audit pemasaran yang baik dan benar mampu
memberi manfaat besar bagi perusahaan dalam meningkatkan efektivitas dan
kinerja pemasaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa audit pemasaran
merupakan kunci sukses bisnis di era milenium baru.
Hal-hal yang dapat
dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk dapat meningkatkan pemasarannya adalah :
1) Menggunakan strength untuk memanfaatkan opportunities dan menggunakan
strengths untuk menghindari treaths. Strength perusahaan memiliki keunggulan
kompetitif yang tidak mudah ditiru oleh pesaing membuka opportunities bagi
perusahaan untuk memasuki segmen market baru, dan mengantisipasi apabila
perusahaan mendapat serangan pesaing baru. Sehingga opportunities yang ada
dapat dimanfaatkan secara optimal dan threats yang timbul dapat diatasi dengan
baik. 2) Mengatasi weakness dengan memanfaatkan opportunities, dan meminimalkan
weakness dan menghindari treaths, yaitu mengatasi profit yang plus-minus dengan
memanfaatkan kondisi ekonomi yang sampai saat ini secara umum cukup
menggairahkan, dan perusahaan memprediksikan sampai saat ini posisi pasar tidak
akan menurun, sehingga apabila suatu saat kebijakan pemerintah mempengaruhi
bisnis yang sedang dijalankan perusahaan, maka posisi pasar tetap tumbuh secara
signifikan. Sehingga opportunities yang diharapkan dan treaths yang akan
terjadi dapat dimanfaatkan serta diatasi berdasarkan strength yang ada.
Hasil
dari Audit pemasaran menjadi gambaran perusahaan untuk ditindak lanjuti dengan
melakukan tindakan-tindakan korektif yang dibutuhkan oleh perusahaan, sesuai
dengan hasil atau rekomendasi yang didapat dari pelaksanaan audit pemasaran. Kini
saatnya segenap organisasi bisnis mulai melirik, mempelajari, mendalami, dan
melaksanakan audit pemasaran dengan baik dan benar sehingga suatu perusahaan
yang mengimplementasikan dapat memetik manfaat sehingga mampu meningkatkan
efektivitas pemasaran yang pada gilirannnya dapat meningkatkan kinerja
perusahaan secara keseluruhan.
DAFTAR
PUSTAKA
Aeker,
D., Kumar, V., & Day, G., 2001, Marketing Reaserch. 7th Edition, John
Willey and Sons Inc., New York, NY. Alvin A.Arens et al., 2003, Auditing dan
Pelayanan Verifikasi : Pendekatan Terpadu, Edisi 9, Jilid 1, Jakarta : PT.
INDEKS Kelompok Gramedia.
Amin
Widjaja Tunggal, 2003, Audit Manajemen Kontemporer, Edisi revisi, Jakarta :
Penerbit Harvarindo.
David,
F.R., 2002, Manajemen Strategis. Edisi Bahasa Indonesia, PT Perhallindo,
Jakarta.
Erita
Dwi Cahyani, 2005, “Audit Pemasaran Berdasarkan Strategic Marketing Plus 2000
CV. Morinda House Bogor”, SINERGI Kajian Bisnis dan Manajemen, Hal : 1-29
IBK
Bayangkara, 2008, Audit Manajemen : Prosedur dan Implementasi, Penerbit Salemba
empat.
Kotler,
P., 2000, Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium, PT. Perhalindo, Jakarta.
McDonald,
M., 2002, How Come Your Marketing Plans Aren’t Working : Kunci Sukses
Perencanaan Pemasaran. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Philip
Kotler et al, 2004, Manajemen Pemasaran : Perspektif Asia, Edisi 3, Jilid 1,
Penerbit PT. INDEKS Kelompok Gramedia.
Trisno
Musanto, 2004, “Faktor-faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan :
Studi Kasus pada CV. Sarana Media Advertising Surabaya”, Jurnal Manajemen &
Kewirausahaan, Vol. 6, No. 2:123-136.
Wilson
Arafat, 2005, The Real Power of Marketing Audit, Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar