Kamis, 24 Mei 2012

Manajemen Audit (Audit Keuangan)




AUDIT KEUANGAN
PENDAHULUAN
Audit manajemen merupakan suatu penilaian dari organisasi manajerial dan efisiensi dari suatu perusahaan, departemen, atau setiap entitas dan subentitas yang dapat di audit. Audit manajemen merupakan bentuk pemeriksaan untuk menilai, menganalisis, meninjau ulang hasil perusahaan, apakah telah berjalan secara efektif dan efisien serta mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dan kemudian melaksanakan pengujian dan penelaan atas ketidakhematan, ketidakefisienan maupun ketidakefektifan untuk selanjutnya memberikan rekomendasi rekomendasi perbaikan demi tercapainya tujuan perusahaan.
Tujuan audit manajemen adalah membantu semua anggota manajemen melaksanakan tanggungjawab mereka secara efektif. Audit manajemen menyediakan analisis, penilaian-penilaian, rekomendasi, nasihat dan informasimengenai kegiatan yang diperiksanya. Pada akhirnya bertujuan untuk membantu menyelesaikan setiap masalah yang sedang dihadapi oleh organisasi perusahaan.
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan meneliti  dan menilai apakah pelaksanaan pengawasan dibidang akuntansi keuangan  dan operasi telah cukup memenuhi syarat. Kemudian melakukan penilaian apakah kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan betul-betul ditaati, apakah aktiva perusahaan aman dari kehilangan atau kerusakan dan penyelewengan. Kemudian menilai kecermatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi perusahaan. Lalu pada akhirnya menilai mutu atas pelaksanaan tugas-tugas yang telah diberikan pada masing-masing manajemen.
Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan. Periode audit juga bevariasi, bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa bulan, satu tahun bahkan untuk beberapa tahun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan yang menjadi sasaran dalam audit manajemen adalah kegiatan, aktivitas, program dan bidang-bidang dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih memerlukan perbaikan/peningkatan, baik dari segi ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas. Sasaran pemeriksaaan dapat dibagi menjadi tiga elemen penting, yaitu:
1.      Kriteria (Criteria)
Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/ kelompok di dalam perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.
2.      Penyebab (Cause)
Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif, atau sebaliknya negatif, program-program/aktivitas berjalan dengan tingkat efektivitas, efisiensi yang lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan.
3.      Akibat (effect)
Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut. Akibat negatif menunjukan program/aktivitas berjalan dengan tingkat pencapaian yang lebih rendah dari kriteria yang ditetapkan. Sedangkan akibat positif menunjukan bahwa program/aktivitas telah berjalan secara baik dengan tingkat pencapaian yang lebih tinggi dari kriteria yang ditetapkan

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar dapat dikelompokan manjadi lima menurut IBK.Bayangkara dalam bukunya yang berjudul “Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi” (2008:9) yang menyebutkan lima tahapan audit manajemen, yaitu :
1.      Audit Pendahuluan.
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek audit yang dilakukan. Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengindentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Auditor mungkin menggunakan daftar pertanyaan, flow chart, tanya jawab, laporan manajemen, dan observasi dalam pelaksanaan audit pendahuluan. Daftar pertanyaan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang mempengaruhi efektivitas, efisiensi dan performa operasi. Auditor kemudian akan menilai jawaban yang diperoleh, kemudian auditor mengumpulkan bukti-bukti untuk memperkuat jawaban yang diterima.

2.      Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen.
Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah dibuat pada audit pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajemen ini dapat mendukung tujuan audit sementara tersebut menjadi tujuan audit sesungguhnya, atau mungkin ada beberapa tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup (sulit memperoleh) bukti-bukti yang mendukung tujuan audit tersebut.

3.      Audit Terperinci.
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah dilakukan. Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan.Kertas kerja dapat diorganisir berdasarkan sub unit dari usaha yang diaudit (seperti berdasarkan cabang, bagian), urutan prosedur audit dilaksanakan (seperti audit pendahuluan, bukti) atau setiap sistem logis yang mempertinggi pemahaman auditor terhadap pekerjaan yang dilakukan. Tujuan mengumpulkan buktibukti adalah untuk mendapatkan dasar faktual dalam menilai kriteria performa yang sebelumnya diidentifikasi.

4.      Pelaporan.
Tahapan ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan. Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti. Walaupun laporan formal dapat dianggap sebagai langkah terakhir dalam manajemen audit. Laporan informal ini harus dibuat selama audit. Sebagai contoh, apabila auditor menemukan suatu ineffisiensi yang serius selama survei pendahuluan. Ia harus menyelidiki, menilai dan melaporkan segera daripada menunggu audit selesai.

5.      Tindak lanjut.
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Oleh karena itu, rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit seharusnya sudah merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan tindakan perbaikan tersebut. Suatu rekomendasi yang tidak disepakati oleh objek audit akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan tindak lanjutnya. Hasil audit menjadi kurang bermakna apabila rekomendasi yang diberikan tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang diaudit.

Penekanannya adalah untuk mencapai efisiensi yang lebih besar, efektivitas, dan ekonomisasi dalam usaha dan organisasi yang lain. Pendekatan audit yang biasa dilakukan dalam suatu audit manajemen adalah menilai efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan dari masing-masing fungsi yang terdapat dalam perusahaan. Audit manajemen dapat dilakukan pada semua aspek yang ada dalam perusahaan, yang umum meliputi audit manajemen fungsi keuangan, fungsi pemasaran, fungsi sumber daya manusia, fungus pembelian, fungsi produksi, audit kepastian mutu dan audit pengolahan data elektronik (PDE).
Salah satu fungsi manajemen yang memiliki peran yang begitu penting ialah departemen keuangan. Pada perusahaan berskala besar, kegiatan operasional dan biaya yang ada begitu kompleks sehingga peran departemen keuangan menjadi sangat penting. Informasi dari fungsi keuangan menjadi input penting manajemen tingkat atas dalam proses pengambilan keputusan untuk peningkatan kinerja perusahaan.
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Baik dalam hal auditor menyatakan pendapat maupun menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia mengharuskan auditor menyatakan apakah, menurut pendapatnya, laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan jika ada, menunjukkan adanya ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
Dalam pelaksanaannya, audit atas laporan keuangan melalui beberapa tahapan yaitu:
1.      Penerimaan Penugasan Audit.
Di dalam memutuskan apakah suatu penugasan audit dapat diterima atau tidak, auditor menempuh suatu proses yang terdiri dari 6 tahap, yaitu:
·         Mengevaluasi integritas manajemen.
·         Mengidentifikasi keadaan khusus dan resiko luar biasa.
·         Menentukan kompensasi untuk melaksanakan audit.
·         Menilai independensi.
·         Menentukan kemampuan untuk menggunakan kecermatan dan keseksamaan.
·         Membuat surat penugasan audit.

2.      Perencanaan Audit.
Keberhasilan penyusunan penugasan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor. Tujuh tahapan yang harus ditempuh oleh auditor dalam merencanakan auditnya, yaitu:
·         Memahami bisnis dan industri klien
·         Melaksanakan prosedur analitik.
·         Mempertimbangkan tingkat materialitas awal.
·         Mempertimbangkan risiko bawaan.
·         Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika penugasan klien berupa audit tahun pertama.
·         Mereview informasi yang berhubungan dengan kewajiban-kewajjiban legal klien.
·         Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan.
·         Memahami struktur pengendalian intern klien.

3.      Pelaksanaan PengujianAudit
Tahap ini disebut juga tahap ”pekerjaan lapangan”. Tujuannya adalah untuk memperoleh bukti auditing tentang efektivitas struktur pengendalian intern klien dan kewajaran laporan keuangan klien. Tahap ini harus mengacu pada standar pekerjaan lapangan.

4.      Pelaporan Audit.
Tahap ini harus mengacu pada standar pelaporan. Dua langkah penting yang dilakukan adalah menyelesaikan audit dengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik kesimpulan serta menerbitkan laporan audit yang melampiri laporan keuangan yang diterbitkan klien.

Dalam setiap tahap audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen harus ditetapkan standar auditing. Standar auditing merupakan suatu kaidah agar mutu auditing dapat dicapai sebagaimana mestinya.


PEMBAHASAN
Perkembangan ekonomi dewasa ini membawa dampak bagi perkembangan dunia usaha. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha ini, ilmu akuntansi berkembang menjadi dua kelompok besar yaitu ilmu accounting dan ilmu auditing. Hal ini karena ilmu akuntansi selalu dituntut untuk terus berbenah diri dan tumbuh agar dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks, khususnya dalam penyediaan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Salah satu sub bidang dari akuntansi yang dikenal luas adalah auditing. Auditing atau pemeriksaan merupakan sub bidang akuntansi yang meliputi aktivitas pemeriksaan terhadap kebenaran data-data akuntansi secara bebas.
Perkembangan ekonomi yang semakin lama semakin cepat mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya supaya tetap bertahan dan berkembang. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba semaksimal mungkin dengan memperhatikan pangsa pasar serta kesempatan yang ada. Untuk mencapai tujuannya maka perusahaan berusaha melakukan penjualan secara optimal dari hasil produksinya dengan selalu memperhatikan besarnya biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Dalam aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuannya, para eksekutif perusahaan mendelegasikan tugas dan tanggungjawab perusahaan dalam tingkat tertentu. Gaya delegasi bevariatif, dari eksekutif yang menyerahkan kekuasaan penuh sampai eksekutif yang memperlakukan bawahan sebagai asisten, memberikan mereka suatu wewenang dan tanggungjawab yang minimum. Akan tetapi, tidak menjadi masalah berapa besar wewenang dan tanggungjawab yang didelegasikan, eksekutif, bukan bawahan, memiliki akuntabilitas penuh untuk tugas, pekerjaan, departemen laba dan sebagainya. Maka eksekutif perlu mengikuti apa yang terjadi dalam perusahaan, divisi, departemen dan tingkat supervisi yang lebih rendah agar dalam penyelenggaraannya, efektivitas dan efisiensi perusahaan dapat terus meningkat.
Sebagai salah satu perusahaan yang cukup terkenal di Sulawesi selatan, PT. Tirta Makna Bahagia yang bergerak dalam industry air minum dalam kemasan selalu dituntut untuk memberiakan hasil terbaik bagi konsumen. Dalam usahanya untuk memberikan hasil yang terbaik bagi konsumennya, PT. Tirta Makna Bahagia harus didukung oleh departemen keuangan yang bekerja secara efektif dan efisien yang tentunya akan memberikan kontribusi positif bagi manajemen puncak dalam pengambilan keputusan.
Walaupun begitu, diduga ada beberapa masalah yang tekait dengan fungsi keuangan, antara lain:
1.      Adanya beberapa prosedur keuangan yang belum dilaksanakan dengan baik yang bisa mengurangi efektivitas dan efisiensi perusahaan.
2.      Adanya ketimpangan yang terjadi karena adanya rangkap jabatan yang tidak semestinya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk menggunakan audit manajemen untuk menilai efektifitas dan efisiensi kegiatan fungsi keuangan pada PT. Tirta Makna Bahagia. Oleh karena itu, mengambil judul: “Menilai Efektivitas dan Efisiensi Fungsi Keuangan dengan Menggunakan Audit Manajemen pada PT. Tirta Makna Bahagia, Makassar”.


Gambaran Umum Fungsi Keuangan
PT. Tirta Makna Bahagia adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan produk merk Club, Ana, Viand, Chiara dalam berbagai bentuk kemasan Cup, Botol dan Gallon. Perusahaan ini mempunyai kapasitas produksi 350.000 unit/bulan. PT. Tirta Makna Bahagia bagian dari kelompok bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang merupakan sebuah korporat. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) diproduksi oleh banyak unit bisnis yang tersebar dan masing-masing merupakan entitas bisnis maupun entitas hukum. Semua entitas tersebut secara faktual saat ini dibawahi satu kelompok yang dikenal sebagai Tirta Bahagia Group. Perusahaan ini berpusat di Surabaya dan cabang – cabang baru yang telah dibuka yakni di Klaten, Bogor, Banjarmasin, Palembang, Unggaran, Ciranjang, Madura, Tegal, Takalaar.
PT. Tirta Makna Bahagia diresmikan untuk perluasan wilayah pemasaran di pulau Sulawesi dan Indonesia bagian timur pada Tanggal 1 Februari 2006 oleh Bapak Sugiyanto yang juga pemilik PT. Tirta Bahagia Surabaya. Sistem keuangan pada PT. Tirta Makna Bahagia pada umumnya terdiri atas prosedur penerimaan kas dan prosedur pengeluaran kas, sebagai berikut :
1.      Kasir menerima uang tunai dari penjualan tunai dan pelunasan piutang berdasarkan bukti kas masuk yang dibuat oleh penagih (untuk piutang) dan dari bagian penjualan serta diketahui oleh kepala bagian akuntansi.
2.      Kas dipakai untuk biaya operasional dengan membuat bukti kas keluar yang disertai dengan bukti pendukung serta diketahui oleh kepala bagian akuntansi.
3.      Kasir menyetor uang tunai ke bank dengan membuat bukti kas keluar serta melampirkan slip setoran.
4.      Bank mengirimkan salinan bukti setoran yang diterima oleh kasir perusahaan dan selanjutnya kasir membuat bukti bank masuk.
5.      Kasir menjurnal setiap transaksi yang ada.
6.      Untuk pembelian barang dengan nilai >Rp 3.000.000 perusahaan menggunakan bilyet giro yang terlebih dahulu harus diotorisasi oleh general manajer disertai dengan bukti pendukungnya.
7.      Kasir membuat laporan kas dan bank harian (penerimaan dan pengeluaran) yang ditandatangani oleh kasir, diketahui oleh kepala bagian akuntansi dan disetujui oleh general manajer.
8.      Kasir menyerahkan laporan kas dan bank harian kepada kepala bagian akuntansi sebagai data penyusunan laporan keuangan.

Pengertian Fungsi Keuangan
Fungsi keuangan bertujuan untuk mengatur pencarian sumber-sumber dana yang dibutuhkan bagi perusahaan dan kemudian mengatur penggunaan dari dana yang telah diperolehnya itu. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber dana intern yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri maupun sumber dana ekstern yang berasal dari luar perusahaan.
Dalam buku “Manajemen Audit” yang ditulis oleh Hamilton (1986:40) menyatakan bahwa dalam perusahaan skala besar ataupun kecil, fungsi keuangan adalah sebagai alat utama dalam proses pembentukan keputusan dengan alasan:
1.      Bagian keuangan memberikan petunjuk yang berarti untuk meningkatkan siasat keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang.
2.      Pengarahan dan dukungan dapat diberikan oleh bagian keuangan dalam menghasilkan pendapatan bersih dan pengambilan modal selama periode berjalan

Tipe Audit Dalam Laporan Keuangan
Terdapat tiga tipe audit dalam audit dalam laporan keuangan, yaitu:
1.      Audit laporan keuangan (financial statement audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
2.      Audit kepatuhan (compliance audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan ketentuan, atau peraturan tertentu.
3.      Audit operasional (operational audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.


Kegiatan Fungsi Keuangan
Berdasarkan data setiap hari, fungsi keuangan memainkan peranan dalam bidang usaha yang utama seperti strategi harga dan analisis biaya yang dibutuhkan. Strategi harga dalam perusahaan adalah merupakan suatu unsur kritik dalam perencanaannya. Pemikiran harga yang ditingkatkan harus menunjukkan bukti peningkatan keuangan yang layak seperti untuk keuntungan jangka pendek, perkembangan dan peningkatan dimasa yang akan datang.
Fungsi keuangan harus menjamin adanya system yang sama untuk penyusunan kegiatan dan biaya-biaya diluar kegiatan pokok. Hal ini harus disusun dengan baik untuk melengkapi manajemen dengan peralatan yang memadai untuk memonitor kegiatan organisasi yangs sempurna serta unsur-unsur pelaksanaan.
Audit manajemen terdiri dari dua dasar fungsi yang tetap objektif tetapi berbeda objeknya, yaitu:
1.      Memeriksa dan mengevaluasi keefektifan bagian keuangan dalam pemberian pengarahan dan penelitian keuangan yang meliputi keseluruhan organisasi termasuk pelaksanaan dari berbagai macam unit.
2.      Pemeriksaan ini adalah untuk mengatur efisiensi di dalam fungsi keuangan yang berhubungan dengan keuangan, akuntansi, budget dan pedoman kebijaksanaan dan standar-standar.

Prosedur Pengendalian Fungsi Keuangan
Prosedur pengendalian dapat ditetapkan pada suatu jenis transaksi atau diterapkan secara luas dan diintegrasikan dalam komponen tertentu lingkungan penendalian dan system akuntansi. Halim (1997) selanjutnya mengklasifikasikan prosedur pengendalian sebagai berikut:
a.       Otorisasi yang semestinya dan transaksi dan kegiatan.
b.      Pemisahan tugas dan tanggungjawab yang memadai.
c.       Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai.
d.      Perlindungan yang yang memadai atas akses dan penggunaan aktiva perusahaan dan catatan.
e.       Pengecekan secara independen atas pelaksanaan dan penilaian yang semestinya terhadap jumlah yang harus dicatat.

Perbedaan Audit Manajemen dengan Audit Keuangan
Audit manajemen dirancang untuk menemukan penyebab dan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pengolahan program/aktivitas perusahaan, menganalisis akibat yang ditimbulkan oleh kelemahan tersebut dan menetukan tindakan perbaikan yang berkaitan dengan kelemahan tersebut, dan menetukan tindakan perbaikan pengelolaan dimasa yang akan datang. Berbeda dengan audit keuangan yang menekankan auditnya pada data-data transaksi, proses pencatatan, dan laporan akuntansi yang dibuat perusahaan.
Perbedaan antara audit manajemen dan audit keuangan dapat dipandang dari beberapa hal menurut IBK. Bayangkara (2008:6) dalam bukunya “audit Manajemen Prosedur dan Implementasi” adalah sebagai berikut:

Perbedaan audit keuangan dengan audit manajemen.
Karakteristik
Audit Keuangan
Audit manajemen
Tujuan
Dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan disajikan oleh perusahaan telah disusun melaui proses akuntansi yang berlaku secara umum dan menyajikan dengan sebenarnya kondisi keuangan perusahaan pada tanggal pelaporan dan kinerja manajemen pada periode tersebut.
Ditujukan untuk mencapai perbaikan atas beberapa program/aktivitas dalam pengelolaan perusahaan yang memerlukan perbaikan
Ruang Lingkup
Menekankan audit pada data-data akuntansi perusahaan dan proses penyajian laporan yang disajikan manajemen.
Ruang lingkup audit manajemen meliputi keseluruhan fungsi manajemen dan fungsi-fungsi terkait.
Dasar Yuridis
Mengharuskan penyajian laporan keuangan
Audit manajemen bukan suatu keharusan.
Pelaksanaan Audit
Dilakukan dalam rangka mendapatkan pengesahan secara independen atas kewajaran laporan keuangan
Dalam rangka menemukan berbagai kekurangan/kelemahan pengelolaan perusahaan.
Frekuensi audit
Kebutuhan audit berhubungan langsung dengan penerbitan laporan keuangan,
Tidak ada ketentuan mengikat yang harus untuk melakukan audit setiap periode tertentu.
Orientasi hasil audit
Dilakukan terhadap data-data keuangan yang bersifat historis.
Menekankan untuk kepentingan perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan pada masa akan datang
Bentuk laporan audit
Telah memiliki standar.
Bentuk laporan bersifat komprehensif.
Pengguna laporan
Berbagai kelompok pengguna yang berada diluar perusahaan.
Ditujukan kepada pihak intern perusahaan.

Peran Audit Keuangan
Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam ekonomi pasar bebas. Audit laporan keuangan merupakan bagian terpenting dari berbagai assurance services.
Auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Laporan auditor harus menunjukkan keadaan dimana prinsip akuntansi tidak diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan prinsip akuntansi yang diterapkan pada periode sebelumnya.
Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara menyeluruh, atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat yang menyeluruh tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor yang dilaksanakan, dan jika ada, tingkat tanggung jawab yang dipikulnya.
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen.
Audit dilakukan berdasarkan asumsi bahwa data laporan keuangan dapat diteliti untukpembuktian. Tanggung jawab auditor adalah menyatakan pendapat berdasarkan temuan-temuan dan untuk melaksanakan audit.
KEBUTUHAN AKAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Statement of financial accounting concepts no.2 ( pernyataan konsep akuntansi keuangan no.2 ) yang dikeluarkan oleh FASB menyatakan bahwa relevansi dan reliabilitas merupakan dua kualifikasi utama yang membuat informasi akuntansi dapat berguna bagi pengambilan keputusan.
Perlunya dilakukan audit independent atas laporan keuangan dapat dilihat pada empat kondisi berikut ini :

Pertentangan kepentingan ( conflict of interest )

Pertentangan kepentingan juga dapat terjadi diantara berbagai kelompok pengguna laporan keuangan seperti para kreditor dan para pemegang saham.oleh karena itu , para pengguna mencari keyakinan dari auditor independent luar bahwa informasi tersebut telah :

ü Bebas dari bias untuk kepentingan manajemen

ü Netral untuk kepentingan berbagai kelompok pengguna ( dengan kata lain , informasi tidak disajikan sedemikian rupa sehingga menguntungkan salah satu kelompok pengguna diatas kelompok lainnya ).
•Konsekuensi
•Kompleksitas
•Keterpencilan
Beberapa manfaat ekonomi dari audit laporan keuangan adalah :
•Akses ke pasar modal

• Biaya modal yang lebih rendah

• Penangguhan inefisiensi dan kecurangan

• Peningkatan pengendalian dan operasional

keterbatasan audit laporan keuangan adalah :

•Biaya yang memadai

•Jumlah waktu yang memadai

•Prinsip akuntansi alternative
• Estimasi akuntansi)



SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis yang telah penulis lakukan mengenai fungsi keuangan PT. Tirta Makna Bahagia, maka penulis menarik kesimpulan :
1.      Perusahaan sudah memiliki struktur organisasi yang baik, job description yang jelas serta memadai. Walaupun begitu pada kenyataannya masih terdapat rangkap jabatan. Keadaaan ini memberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang terkait untuk melakukan kecurangan yang tidak semestinya dan juga memberikan beban stres kerja bagi pihak yang terkait.
2.      Data-data keuangan dari kantor cabang yang dibutuhkan kantor pusat untuk pembuatan laporan keuangan sering datang terlambat. Hal ini menyebabkan terlambatnya informasi keuangan yang penting untuk pengambilan keputusan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3.      Perusahaan tidak mengadakan pelatihan bagi karyawan guna peningkatan kualitas kerja karyawan sekaligus peningkatan mutu perusahaan.
4.      Tempat penyimpanan kas kecil tidak aman dari pencurian.
5.      Perusahaan tidak melakukan rotasi kerja karyawan secara berkala sehingga memberikan peluang bagi karyawan untuk melakukan kecurangan, membuat karyawan merasa jenuh serta tidak menambah pengetahuan karyawan tentang aktivitas-aktivitas yang lain.
6.      Pelunasan piutang dagang dengan bilyet giro dikreditkan/dibukukan pada saat diterimanya bilyet giro tersebut. Akibatnya insentif telah diberikan kepada salesman/ penagih sebelum dana atas bilyet giro tersebut dapat dicairkan.
7.      Posisi gudang yang tidak mendukung keamanan persediaan barang dagang dan ketidaktelitian staf bagian gudang yang menyebabkan seringnya terjadi selisih antara jumlah persediaan tercatat dengan pesediaan yang ada.
8.      Perusahaan tidak membuat laporan perbandingan realisasi dan anggaran biaya yang cukup memadai.



DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno.1996.Auditing:Pemeriksaaan Akuntan. Jilid II. Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Courtemanche,Gil.1997.Pandangan Baru Internal Auditing.Editor:Hiro Tugiman. Yogyakarta:Kanisius.

Hamilton, Alexander.1986.Manajemen Audit : meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Surabaya:Usaha Nasional.

IBK. Bayangkara.2008.Audit Manajemen:Prosedur dan Implementasi. Jakarta:Salemba Empat.

Jung,ST.Dian.2001.Audit Manajemen:Efektifitas dan Efisiensi Perusahaan Anda. Jakarta :PT.Bumi Aksara

Siagian, P.Sondang.2001.Audit Manajemen. Jakarta:Bumi Aksara. 2000.Audit Manajemen Kontemporer. Cetakan kedua. Jakarta:Harvarindo.

Widjayanto,Nugroho.1985. Pemeriksaan Operasional Perusahaan. Jakarta:LPFE Universitas Indonesia


3 komentar:

obat ace max's mengatakan...

wah mantap nih sangat lengkap sekali buat saya pelajari

Unknown mengatakan...

kita juga punya nih jurnal Manajemen Audit, silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6210/1/18%20JURNAL.pdf
semoga bermanfaat yaa :)

Unknown mengatakan...

Thankz for all..

Posting Komentar