AUDIT KEUANGAN
PENDAHULUAN
Audit manajemen
merupakan suatu penilaian dari organisasi manajerial dan efisiensi dari suatu
perusahaan, departemen, atau setiap entitas dan subentitas yang dapat di audit.
Audit manajemen merupakan bentuk pemeriksaan untuk menilai, menganalisis,
meninjau ulang hasil perusahaan, apakah telah berjalan secara efektif dan
efisien serta mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dan kemudian melaksanakan
pengujian dan penelaan atas ketidakhematan, ketidakefisienan maupun
ketidakefektifan untuk selanjutnya memberikan rekomendasi rekomendasi perbaikan
demi tercapainya tujuan perusahaan.
Tujuan audit
manajemen adalah membantu semua anggota manajemen melaksanakan tanggungjawab
mereka secara efektif. Audit manajemen menyediakan analisis,
penilaian-penilaian, rekomendasi, nasihat dan informasimengenai kegiatan yang
diperiksanya. Pada akhirnya bertujuan untuk membantu menyelesaikan setiap
masalah yang sedang dihadapi oleh organisasi perusahaan.
Usaha untuk
mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan meneliti dan menilai apakah pelaksanaan pengawasan
dibidang akuntansi keuangan dan operasi
telah cukup memenuhi syarat. Kemudian melakukan penilaian apakah kebijakan,
rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan betul-betul ditaati, apakah
aktiva perusahaan aman dari kehilangan atau kerusakan dan penyelewengan.
Kemudian menilai kecermatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi
perusahaan. Lalu pada akhirnya menilai mutu atas pelaksanaan tugas-tugas yang
telah diberikan pada masing-masing manajemen.
Ruang
lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang
lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian
tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan. Periode audit juga bevariasi,
bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa bulan, satu tahun bahkan untuk
beberapa tahun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan yang menjadi
sasaran dalam audit manajemen adalah kegiatan, aktivitas, program dan
bidang-bidang dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih
memerlukan perbaikan/peningkatan, baik dari segi ekonomisasi, efisiensi, dan
efektivitas. Sasaran pemeriksaaan dapat dibagi menjadi tiga elemen penting,
yaitu:
1. Kriteria (Criteria)
Kriteria merupakan standar (pedoman,
norma) bagi setiap individu/ kelompok di dalam perusahaan dalam melakukan
aktivitasnya.
2. Penyebab (Cause)
Penyebab
merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di
dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif, atau sebaliknya negatif,
program-program/aktivitas berjalan dengan tingkat efektivitas, efisiensi yang
lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan.
3. Akibat (effect)
Akibat
merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan dengan
penyebab tersebut. Akibat negatif menunjukan program/aktivitas berjalan dengan
tingkat pencapaian yang lebih rendah dari kriteria yang ditetapkan. Sedangkan
akibat positif menunjukan bahwa program/aktivitas telah berjalan secara baik
dengan tingkat pencapaian yang lebih tinggi dari kriteria yang ditetapkan
Ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar dapat dikelompokan manjadi
lima menurut IBK.Bayangkara dalam bukunya yang berjudul “Audit Manajemen
Prosedur dan Implementasi” (2008:9) yang menyebutkan lima tahapan audit
manajemen, yaitu :
1. Audit Pendahuluan.
Audit
pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek
audit yang dilakukan. Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan
terhadap berbagai peraturan, ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas
yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk
mengindentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan
yang diaudit. Auditor mungkin menggunakan daftar pertanyaan, flow chart,
tanya jawab, laporan manajemen, dan observasi dalam pelaksanaan audit
pendahuluan. Daftar pertanyaan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan masalah yang mempengaruhi efektivitas, efisiensi dan
performa operasi. Auditor kemudian akan menilai jawaban yang diperoleh,
kemudian auditor mengumpulkan bukti-bukti untuk memperkuat jawaban yang
diterima.
2. Review dan Pengujian Pengendalian
Manajemen.
Pada
tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian
manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian
manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian
ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit
sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya
kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan
tujuan audit sementara yang telah dibuat pada audit pendahuluan, hasil
pengujian pengendalian manajemen ini dapat mendukung tujuan audit sementara
tersebut menjadi tujuan audit sesungguhnya, atau mungkin ada beberapa tujuan
audit sementara yang gugur, karena tidak cukup (sulit memperoleh) bukti-bukti
yang mendukung tujuan audit tersebut.
3. Audit Terperinci.
Pada
tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk
mendukung tujuan audit yang telah dilakukan. Pada tahap ini juga dilakukan
pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan
yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan
yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas
kerja audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi
yang diberikan.Kertas kerja dapat diorganisir berdasarkan sub unit dari usaha
yang diaudit (seperti berdasarkan cabang, bagian), urutan prosedur audit
dilaksanakan (seperti audit pendahuluan, bukti) atau setiap sistem logis yang
mempertinggi pemahaman auditor terhadap pekerjaan yang dilakukan. Tujuan
mengumpulkan buktibukti adalah untuk mendapatkan dasar faktual dalam menilai
kriteria performa yang sebelumnya diidentifikasi.
4. Pelaporan.
Tahapan
ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang
diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk
meyakinkan pihak manajemen tentang keabsahan hasil audit dan mendorong
pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai
kelemahan yang ditemukan. Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif
(menyajikan temuan-temuan penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit
dan rekomendasi). Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa operasional dan
mudah dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti. Walaupun laporan formal
dapat dianggap sebagai langkah terakhir dalam manajemen audit. Laporan informal
ini harus dibuat selama audit. Sebagai contoh, apabila auditor menemukan suatu
ineffisiensi yang serius selama survei pendahuluan. Ia harus menyelidiki,
menilai dan melaporkan segera daripada menunggu audit selesai.
5. Tindak lanjut.
Sebagai
tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong
pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan
rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan
tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Oleh karena itu,
rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit seharusnya sudah merupakan hasil
diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan tindakan perbaikan
tersebut. Suatu rekomendasi yang tidak disepakati oleh objek audit akan sangat
berpengaruh pada pelaksanaan tindak lanjutnya. Hasil audit menjadi kurang
bermakna apabila rekomendasi yang diberikan tidak ditindaklanjuti oleh pihak
yang diaudit.
Penekanannya
adalah untuk mencapai efisiensi yang lebih besar, efektivitas, dan ekonomisasi
dalam usaha dan organisasi yang lain. Pendekatan audit yang biasa dilakukan
dalam suatu audit manajemen adalah menilai efisiensi, efektivitas, dan
keekonomisan dari masing-masing fungsi yang terdapat dalam perusahaan. Audit
manajemen dapat dilakukan pada semua aspek yang ada dalam perusahaan, yang umum
meliputi audit manajemen fungsi keuangan, fungsi pemasaran, fungsi sumber daya
manusia, fungus pembelian, fungsi produksi, audit kepastian mutu dan audit
pengolahan data elektronik (PDE).
Salah satu
fungsi manajemen yang memiliki peran yang begitu penting ialah departemen
keuangan. Pada perusahaan berskala besar, kegiatan operasional dan biaya yang
ada begitu kompleks sehingga peran departemen keuangan menjadi sangat penting.
Informasi dari fungsi keuangan menjadi input penting manajemen tingkat atas
dalam proses pengambilan keputusan untuk peningkatan kinerja perusahaan.
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen
pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua
hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus
kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan
auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau
apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Baik
dalam hal auditor menyatakan pendapat maupun menyatakan tidak memberikan
pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia. Standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia mengharuskan auditor menyatakan apakah, menurut pendapatnya, laporan
keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia dan jika ada, menunjukkan adanya ketidakkonsistenan penerapan prinsip
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
Dalam
pelaksanaannya, audit atas laporan keuangan melalui beberapa tahapan yaitu:
1.
Penerimaan Penugasan Audit.
Di
dalam memutuskan apakah suatu penugasan audit dapat diterima atau tidak,
auditor menempuh suatu proses yang terdiri dari 6 tahap, yaitu:
·
Mengevaluasi integritas
manajemen.
·
Mengidentifikasi keadaan khusus
dan resiko luar biasa.
·
Menentukan kompensasi untuk
melaksanakan audit.
·
Menilai independensi.
·
Menentukan kemampuan untuk
menggunakan kecermatan dan keseksamaan.
·
Membuat surat penugasan audit.
2.
Perencanaan Audit.
Keberhasilan
penyusunan penugasan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit
yang dibuat oleh auditor. Tujuh tahapan yang harus ditempuh oleh auditor dalam
merencanakan auditnya, yaitu:
·
Memahami bisnis dan industri
klien
·
Melaksanakan prosedur analitik.
·
Mempertimbangkan tingkat
materialitas awal.
·
Mempertimbangkan risiko bawaan.
·
Mempertimbangkan berbagai
faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika penugasan klien berupa audit
tahun pertama.
·
Mereview informasi yang
berhubungan dengan kewajiban-kewajjiban legal klien.
·
Mengembangkan strategi audit awal
terhadap asersi signifikan.
·
Memahami struktur pengendalian
intern klien.
3.
Pelaksanaan PengujianAudit
Tahap
ini disebut juga tahap ”pekerjaan lapangan”. Tujuannya adalah untuk memperoleh
bukti auditing tentang efektivitas struktur pengendalian intern klien dan
kewajaran laporan keuangan klien. Tahap ini harus mengacu pada standar
pekerjaan lapangan.
4.
Pelaporan Audit.
Tahap
ini harus mengacu pada standar pelaporan. Dua langkah penting yang dilakukan
adalah menyelesaikan audit dengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik
kesimpulan serta menerbitkan laporan audit yang melampiri laporan keuangan yang
diterbitkan klien.
Dalam setiap
tahap audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen harus
ditetapkan standar auditing. Standar auditing merupakan suatu kaidah agar mutu
auditing dapat dicapai sebagaimana mestinya.
PEMBAHASAN
Perkembangan
ekonomi dewasa ini membawa dampak bagi perkembangan dunia usaha. Seiring dengan
berkembangnya dunia usaha ini, ilmu akuntansi berkembang menjadi dua kelompok
besar yaitu ilmu accounting dan ilmu auditing. Hal ini karena ilmu akuntansi
selalu dituntut untuk terus berbenah diri dan tumbuh agar dapat mengikuti
perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks, khususnya dalam penyediaan informasi
kuantitatif terutama yang bersifat keuangan bagi pihak-pihak yang
memerlukannya. Salah satu sub bidang dari akuntansi yang dikenal luas adalah
auditing. Auditing atau pemeriksaan merupakan sub bidang akuntansi yang
meliputi aktivitas pemeriksaan terhadap kebenaran data-data akuntansi secara
bebas.
Perkembangan
ekonomi yang semakin lama semakin cepat mendorong perusahaan untuk meningkatkan
kinerjanya supaya tetap bertahan dan berkembang. Pada umumnya suatu perusahaan
didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba semaksimal mungkin dengan
memperhatikan pangsa pasar serta kesempatan yang ada. Untuk mencapai tujuannya
maka perusahaan berusaha melakukan penjualan secara optimal dari hasil
produksinya dengan selalu memperhatikan besarnya biaya produksi yang dikeluarkan
oleh perusahaan.
Dalam aktivitas
perusahaan untuk mencapai tujuannya, para eksekutif perusahaan mendelegasikan
tugas dan tanggungjawab perusahaan dalam tingkat tertentu. Gaya delegasi
bevariatif, dari eksekutif yang menyerahkan kekuasaan penuh sampai eksekutif
yang memperlakukan bawahan sebagai asisten, memberikan mereka suatu wewenang
dan tanggungjawab yang minimum. Akan tetapi, tidak menjadi masalah berapa besar
wewenang dan tanggungjawab yang didelegasikan, eksekutif, bukan bawahan,
memiliki akuntabilitas penuh untuk tugas, pekerjaan, departemen laba dan
sebagainya. Maka eksekutif perlu mengikuti apa yang terjadi dalam perusahaan,
divisi, departemen dan tingkat supervisi yang lebih rendah agar dalam
penyelenggaraannya, efektivitas dan efisiensi perusahaan dapat terus meningkat.
Sebagai salah
satu perusahaan yang cukup terkenal di Sulawesi selatan, PT. Tirta Makna
Bahagia yang bergerak dalam industry air minum dalam kemasan selalu dituntut
untuk memberiakan hasil terbaik bagi konsumen. Dalam usahanya untuk memberikan
hasil yang terbaik bagi konsumennya, PT. Tirta Makna Bahagia harus didukung
oleh departemen keuangan yang bekerja secara efektif dan efisien yang tentunya
akan memberikan kontribusi positif bagi manajemen puncak dalam pengambilan keputusan.
Walaupun begitu,
diduga ada beberapa masalah yang tekait dengan fungsi keuangan, antara lain:
1. Adanya
beberapa prosedur keuangan yang belum dilaksanakan dengan baik yang bisa
mengurangi efektivitas dan efisiensi perusahaan.
2. Adanya
ketimpangan yang terjadi karena adanya rangkap jabatan yang tidak semestinya.
Berdasarkan
uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk menggunakan audit
manajemen untuk menilai efektifitas dan efisiensi kegiatan fungsi keuangan pada
PT. Tirta Makna Bahagia. Oleh karena itu, mengambil judul: “Menilai Efektivitas
dan Efisiensi Fungsi Keuangan dengan Menggunakan Audit Manajemen pada PT. Tirta
Makna Bahagia, Makassar”.
Gambaran Umum Fungsi Keuangan
PT.
Tirta Makna Bahagia adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang Air
Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan produk merk Club, Ana, Viand, Chiara dalam
berbagai bentuk kemasan Cup, Botol dan Gallon. Perusahaan ini mempunyai
kapasitas produksi 350.000 unit/bulan. PT. Tirta Makna Bahagia bagian dari
kelompok bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang merupakan sebuah korporat.
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) diproduksi oleh banyak unit bisnis yang tersebar
dan masing-masing merupakan entitas bisnis maupun entitas hukum. Semua entitas
tersebut secara faktual saat ini dibawahi satu kelompok yang dikenal sebagai
Tirta Bahagia Group. Perusahaan ini berpusat di Surabaya dan cabang – cabang
baru yang telah dibuka yakni di Klaten, Bogor, Banjarmasin, Palembang,
Unggaran, Ciranjang, Madura, Tegal, Takalaar.
PT.
Tirta Makna Bahagia diresmikan untuk perluasan wilayah pemasaran di pulau
Sulawesi dan Indonesia bagian timur pada Tanggal 1 Februari 2006 oleh Bapak
Sugiyanto yang juga pemilik PT. Tirta Bahagia Surabaya. Sistem keuangan pada
PT. Tirta Makna Bahagia pada umumnya terdiri atas prosedur penerimaan kas dan
prosedur pengeluaran kas, sebagai berikut :
1. Kasir menerima uang tunai dari penjualan
tunai dan pelunasan piutang berdasarkan bukti kas masuk yang dibuat oleh
penagih (untuk piutang) dan dari bagian penjualan serta diketahui oleh kepala
bagian akuntansi.
2. Kas dipakai untuk biaya operasional
dengan membuat bukti kas keluar yang disertai dengan bukti pendukung serta
diketahui oleh kepala bagian akuntansi.
3. Kasir menyetor uang tunai ke bank dengan
membuat bukti kas keluar serta melampirkan slip setoran.
4. Bank mengirimkan salinan bukti setoran
yang diterima oleh kasir perusahaan dan selanjutnya kasir membuat bukti bank
masuk.
5. Kasir menjurnal setiap transaksi yang
ada.
6. Untuk pembelian barang dengan nilai
>Rp 3.000.000 perusahaan menggunakan bilyet giro yang terlebih dahulu harus
diotorisasi oleh general manajer disertai dengan bukti pendukungnya.
7. Kasir membuat laporan kas dan bank
harian (penerimaan dan pengeluaran) yang ditandatangani oleh kasir, diketahui
oleh kepala bagian akuntansi dan disetujui oleh general manajer.
8. Kasir menyerahkan laporan kas dan bank
harian kepada kepala bagian akuntansi sebagai data penyusunan laporan keuangan.
Pengertian
Fungsi Keuangan
Fungsi keuangan
bertujuan untuk mengatur pencarian sumber-sumber dana yang dibutuhkan bagi
perusahaan dan kemudian mengatur penggunaan dari dana yang telah diperolehnya
itu. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik
sumber dana intern yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri maupun sumber
dana ekstern yang berasal dari luar perusahaan.
Dalam buku
“Manajemen Audit” yang ditulis oleh Hamilton (1986:40) menyatakan bahwa dalam
perusahaan skala besar ataupun kecil, fungsi keuangan adalah sebagai alat utama
dalam proses pembentukan keputusan dengan alasan:
1. Bagian
keuangan memberikan petunjuk yang berarti untuk meningkatkan siasat
keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang.
2. Pengarahan
dan dukungan dapat diberikan oleh bagian keuangan dalam menghasilkan pendapatan
bersih dan pengambilan modal selama periode berjalan
Tipe
Audit Dalam Laporan Keuangan
Terdapat tiga
tipe audit dalam audit dalam laporan keuangan, yaitu:
1. Audit
laporan keuangan (financial statement audit), berkaitan dengan kegiatan
memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud
agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan
secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
2. Audit
kepatuhan (compliance audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi
suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan ketentuan, atau peraturan
tertentu.
3. Audit
operasional (operational audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi
entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.
Kegiatan
Fungsi Keuangan
Berdasarkan data
setiap hari, fungsi keuangan memainkan peranan dalam bidang usaha yang utama
seperti strategi harga dan analisis biaya yang dibutuhkan. Strategi harga dalam
perusahaan adalah merupakan suatu unsur kritik dalam perencanaannya. Pemikiran
harga yang ditingkatkan harus menunjukkan bukti peningkatan keuangan yang layak
seperti untuk keuntungan jangka pendek, perkembangan dan peningkatan dimasa
yang akan datang.
Fungsi keuangan
harus menjamin adanya system yang sama untuk penyusunan kegiatan dan
biaya-biaya diluar kegiatan pokok. Hal ini harus disusun dengan baik untuk
melengkapi manajemen dengan peralatan yang memadai untuk memonitor kegiatan
organisasi yangs sempurna serta unsur-unsur pelaksanaan.
Audit manajemen
terdiri dari dua dasar fungsi yang tetap objektif tetapi berbeda objeknya,
yaitu:
1. Memeriksa
dan mengevaluasi keefektifan bagian keuangan dalam pemberian pengarahan dan
penelitian keuangan yang meliputi keseluruhan organisasi termasuk pelaksanaan
dari berbagai macam unit.
2. Pemeriksaan
ini adalah untuk mengatur efisiensi di dalam fungsi keuangan yang berhubungan
dengan keuangan, akuntansi, budget dan pedoman kebijaksanaan dan
standar-standar.
Prosedur
Pengendalian Fungsi Keuangan
Prosedur
pengendalian dapat ditetapkan pada suatu jenis transaksi atau diterapkan secara
luas dan diintegrasikan dalam komponen tertentu lingkungan penendalian dan
system akuntansi. Halim (1997) selanjutnya mengklasifikasikan prosedur
pengendalian sebagai berikut:
a. Otorisasi
yang semestinya dan transaksi dan kegiatan.
b. Pemisahan
tugas dan tanggungjawab yang memadai.
c. Perancangan
dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai.
d. Perlindungan
yang yang memadai atas akses dan penggunaan aktiva perusahaan dan catatan.
e. Pengecekan
secara independen atas pelaksanaan dan penilaian yang semestinya terhadap
jumlah yang harus dicatat.
Perbedaan
Audit Manajemen dengan Audit Keuangan
Audit manajemen
dirancang untuk menemukan penyebab dan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada
pengolahan program/aktivitas perusahaan, menganalisis akibat yang ditimbulkan
oleh kelemahan tersebut dan menetukan tindakan perbaikan yang berkaitan dengan
kelemahan tersebut, dan menetukan tindakan perbaikan pengelolaan dimasa yang
akan datang. Berbeda dengan audit keuangan yang menekankan auditnya pada
data-data transaksi, proses pencatatan, dan laporan akuntansi yang dibuat
perusahaan.
Perbedaan antara
audit manajemen dan audit keuangan dapat dipandang dari beberapa hal menurut
IBK. Bayangkara (2008:6) dalam bukunya “audit Manajemen Prosedur dan
Implementasi” adalah sebagai berikut:
Perbedaan
audit keuangan dengan audit manajemen.
Karakteristik
|
Audit
Keuangan
|
Audit
manajemen
|
Tujuan
|
Dilakukan
untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan disajikan oleh perusahaan
telah disusun melaui proses akuntansi yang berlaku secara umum dan menyajikan
dengan sebenarnya kondisi keuangan perusahaan pada tanggal pelaporan dan
kinerja manajemen pada periode tersebut.
|
Ditujukan
untuk mencapai perbaikan atas beberapa program/aktivitas dalam pengelolaan
perusahaan yang memerlukan perbaikan
|
Ruang
Lingkup
|
Menekankan
audit pada data-data akuntansi perusahaan dan proses penyajian laporan yang
disajikan manajemen.
|
Ruang
lingkup audit manajemen meliputi keseluruhan fungsi manajemen dan
fungsi-fungsi terkait.
|
Dasar
Yuridis
|
Mengharuskan
penyajian laporan keuangan
|
Audit
manajemen bukan suatu keharusan.
|
Pelaksanaan
Audit
|
Dilakukan
dalam rangka mendapatkan pengesahan secara independen atas kewajaran laporan
keuangan
|
Dalam
rangka menemukan berbagai kekurangan/kelemahan pengelolaan perusahaan.
|
Frekuensi
audit
|
Kebutuhan
audit berhubungan langsung dengan penerbitan laporan keuangan,
|
Tidak
ada ketentuan mengikat yang harus untuk melakukan audit setiap periode
tertentu.
|
Orientasi
hasil audit
|
Dilakukan
terhadap data-data keuangan yang bersifat historis.
|
Menekankan
untuk kepentingan perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan pada masa akan
datang
|
Bentuk
laporan audit
|
Telah
memiliki standar.
|
Bentuk
laporan bersifat komprehensif.
|
Pengguna
laporan
|
Berbagai
kelompok pengguna yang berada diluar perusahaan.
|
Ditujukan
kepada pihak intern perusahaan.
|
Peran Audit Keuangan
Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan
dalam ekonomi pasar bebas. Audit laporan keuangan merupakan bagian terpenting
dari berbagai assurance services.
Auditing adalah suatu proses sistematis untuk
memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi
kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian
antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
serta penyampaian hasil hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Laporan
auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Laporan auditor harus menunjukkan keadaan dimana
prinsip akuntansi tidak diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan prinsip akuntansi yang diterapkan
pada periode sebelumnya.
Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus
dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
Laporan auditor harus memuat suatu
pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara menyeluruh, atau suatu
asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat yang
menyeluruh tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.dalam hal
nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus
memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor yang dilaksanakan,
dan jika ada, tingkat tanggung jawab yang dipikulnya.
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen.
Audit dilakukan berdasarkan asumsi bahwa data laporan keuangan dapat diteliti untukpembuktian. Tanggung jawab auditor adalah menyatakan pendapat berdasarkan temuan-temuan dan untuk melaksanakan audit.
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen.
Audit dilakukan berdasarkan asumsi bahwa data laporan keuangan dapat diteliti untukpembuktian. Tanggung jawab auditor adalah menyatakan pendapat berdasarkan temuan-temuan dan untuk melaksanakan audit.
KEBUTUHAN AKAN AUDIT
LAPORAN KEUANGAN
Statement of financial accounting concepts no.2 ( pernyataan konsep akuntansi keuangan no.2 ) yang dikeluarkan oleh FASB menyatakan bahwa relevansi dan reliabilitas merupakan dua kualifikasi utama yang membuat informasi akuntansi dapat berguna bagi pengambilan keputusan.
Perlunya dilakukan audit independent atas laporan keuangan dapat dilihat pada empat kondisi berikut ini :
Statement of financial accounting concepts no.2 ( pernyataan konsep akuntansi keuangan no.2 ) yang dikeluarkan oleh FASB menyatakan bahwa relevansi dan reliabilitas merupakan dua kualifikasi utama yang membuat informasi akuntansi dapat berguna bagi pengambilan keputusan.
Perlunya dilakukan audit independent atas laporan keuangan dapat dilihat pada empat kondisi berikut ini :
• Pertentangan kepentingan ( conflict of interest )
Pertentangan kepentingan juga dapat terjadi diantara berbagai kelompok pengguna laporan keuangan seperti para kreditor dan para pemegang saham.oleh karena itu , para pengguna mencari keyakinan dari auditor independent luar bahwa informasi tersebut telah :
ü Bebas dari bias untuk kepentingan manajemen
ü Netral untuk kepentingan berbagai kelompok pengguna ( dengan kata lain , informasi tidak disajikan sedemikian rupa sehingga menguntungkan salah satu kelompok pengguna diatas kelompok lainnya ).
•Konsekuensi
•Kompleksitas
•Keterpencilan
Beberapa
manfaat ekonomi dari audit laporan keuangan adalah :
•Akses ke pasar modal
•Akses ke pasar modal
• Biaya modal yang lebih rendah
• Penangguhan inefisiensi dan kecurangan
• Peningkatan pengendalian dan operasional
keterbatasan audit laporan keuangan adalah :
•Biaya yang memadai
•Jumlah waktu yang memadai
•Prinsip akuntansi alternative
•
Estimasi akuntansi)
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan
analisis yang telah penulis lakukan mengenai fungsi keuangan PT. Tirta Makna
Bahagia, maka penulis menarik kesimpulan :
1. Perusahaan sudah memiliki struktur
organisasi yang baik, job description yang jelas serta memadai. Walaupun
begitu pada kenyataannya masih terdapat rangkap jabatan. Keadaaan ini
memberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang terkait untuk melakukan kecurangan
yang tidak semestinya dan juga memberikan beban stres kerja bagi pihak yang
terkait.
2. Data-data keuangan dari kantor cabang
yang dibutuhkan kantor pusat untuk pembuatan laporan keuangan sering datang
terlambat. Hal ini menyebabkan terlambatnya informasi keuangan yang penting
untuk pengambilan keputusan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Perusahaan tidak mengadakan pelatihan
bagi karyawan guna peningkatan kualitas kerja karyawan sekaligus peningkatan
mutu perusahaan.
4. Tempat penyimpanan kas kecil tidak aman
dari pencurian.
5. Perusahaan tidak melakukan rotasi kerja
karyawan secara berkala sehingga memberikan peluang bagi karyawan untuk
melakukan kecurangan, membuat karyawan merasa jenuh serta tidak menambah
pengetahuan karyawan tentang aktivitas-aktivitas yang lain.
6. Pelunasan piutang dagang dengan bilyet
giro dikreditkan/dibukukan pada saat diterimanya bilyet giro tersebut.
Akibatnya insentif telah diberikan kepada salesman/ penagih sebelum dana atas bilyet giro
tersebut dapat dicairkan.
7. Posisi gudang yang tidak mendukung
keamanan persediaan barang dagang dan ketidaktelitian staf bagian gudang yang
menyebabkan seringnya terjadi selisih antara jumlah persediaan tercatat dengan
pesediaan yang ada.
8. Perusahaan tidak membuat laporan
perbandingan realisasi dan anggaran biaya yang cukup memadai.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes,
Sukrisno.1996.Auditing:Pemeriksaaan Akuntan. Jilid II. Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Courtemanche,Gil.1997.Pandangan Baru Internal
Auditing.Editor:Hiro Tugiman.
Yogyakarta:Kanisius.
Hamilton,
Alexander.1986.Manajemen Audit : meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Surabaya:Usaha Nasional.
IBK.
Bayangkara.2008.Audit Manajemen:Prosedur dan Implementasi. Jakarta:Salemba Empat.
Jung,ST.Dian.2001.Audit Manajemen:Efektifitas dan
Efisiensi Perusahaan Anda. Jakarta :PT.Bumi Aksara
Siagian,
P.Sondang.2001.Audit Manajemen. Jakarta:Bumi
Aksara. 2000.Audit
Manajemen Kontemporer. Cetakan kedua. Jakarta:Harvarindo.
Widjayanto,Nugroho.1985.
Pemeriksaan
Operasional Perusahaan. Jakarta:LPFE Universitas Indonesia
3 komentar:
wah mantap nih sangat lengkap sekali buat saya pelajari
kita juga punya nih jurnal Manajemen Audit, silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6210/1/18%20JURNAL.pdf
semoga bermanfaat yaa :)
Thankz for all..
Posting Komentar