Sabtu, 19 Maret 2011

Akuntansi Keuangan II

MASALAH KHUSUS YANG BERKAITAN DENGAN INVESTASI

Masalah-masalah khusus yagn berkaitan dengan akuntansi untuk investasi yaitu:
1. Pendapatan Dari Investasi Dalam Bentuk Sekuritas
Menurut metedo nilai wajar, dividen yang diterima dilaporkan sebagai pendapatan dividen. Keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari penjualan investasi jangka panjang, dilaporkan sebagai bagian dari laba operasi dan bukan merupakan pos luar biasa.
2. Dividen Yang Diterima Dalam Bentuk Saham
Jika perusahaan investee mengumumkan dividen yang dapat dibagikan dalam bentuk sahamnya sendiri dari jenis yang sama, dan bukan dari bentuk dividen tunai, maka setiap pemegang saham memiliki jumlah saham yang lebih besar tetapi hak proporsionalnya dalam perusahaan tetap sama seperti sebelumnya. Saham yang diterima bukan merupakan pendapatan bagi penerimanya. Penerima saham tambahan semacam itu tidak perlu membuat ayat jurnal formal tetapi harus membuat jurnal memorandum.
3. Hak Saham
Sertifikat yang menyatakan hak saham yang disebut warran, menyebutkan jumlah saham yang dapat dibeli oleh pemegang hak saham dan juga dengan harga berapa saham itu dibeli. Jika harga lebih rendah daripada nilai pasar yang berlaku untuk saham tersebut, maka saham tersebut memiliki nilai instrinsik. Hak saham memiliki tiga tanggal penting yaitu:
Ø Tanggal penawaran hak saham diumumkan.
Ø Tanggal sertifikat atau hak saham itu diterbitkan.
Ø Tanggal hak saham itu kadaluarsa.
Disposisi hak
Investor yang memiliki hak untuk membeli saham tambahan mempunyai tiga alternatif:
ü Menggunakan hak itu dengan membeli saham tambahan.
ü Menjual hak tersebut.
ü Membiarkan hak itu kadaluarsa tanpa menjual atau menggunakannya.

4. Nilai Penyerahan Tunai Asuransi Jiwa
Ada banyak jenis asuransi berbeda yaitu sauransi jiwa, asuransi bencana, asuransi kewajiban. Jenis-jenis asuransi jiwa merupakan investasi sedangkan asuransi bencana dan kewajiban bukan investasi. Tiga jenis umum dari polis asuransi jiwa yang sering diambil perusahaan untuk para pejabat utamanya adalah asuransi jiwa biasa, asuransi pembayaran terbatas, asuransi berjangka.

5. Dana
Ada dua jenis umum dana:
· Dana yang disishkan dari kas untuk memenuhi kewajiban lancer tertentu.
· Dana yang tidak langsung berhubungan dengan operasi berjalan dan karenanya bersifat investasi jangka panjang. Perbedaan Dana Dan Cadangan
Dana selalu merupakan aktiva dan selaulu memiliki saldo debet, sementara cadangan (jika hanya digunakan dalam pengertian terbatas yang direkomendasikan) adalah apropriasi laba ditahan, yang selalu memiliki saldo di kredit, dan tidak pernah menjadi aktiva.
Dana dari jenis pertama:
Dana Tujuan
Dana kas kecil Pembayaran pengeluaran yang berjumlah kecil dengan uang tunai.
Akun kas gaji Pembayaran gaji dengan upah.
Akun dividen tunai Pembayaran dividen.
Dana bunga Pembayaran bunga atas utang jangka panjang.


Dana-dana dari jenis kedua :
Dana Tujuan
Dana pelunasan pembayaran utang jangka panjang
Dana pelunasan pabrik Pembelian atau konstruksi pabrik tambahan
Dana penebusan saham Penarikan modal saham(biasanya saham preferen)
Dana kontinjensi Pembayaran kewajiban yang tak terduga


AKUNTANSI UNTUK INSTRUMEN DERIVATIF
MEMAHAMI DERIVATIF
Dalam akuntansi dikenal tiga jenis derivatif yang berbeda yaitu:
· Forward keuangan atau future keuangan
· Opsi
· Swap
PRINSIP DASAR AKUNTANSI UNTUK DERIVATIF
Pedoman yang digunakan dalam akuntansi untuk derivatif yaitu:
a. Derivatif harus diakui dalam laporan keuangan sebagai aktiva atau kewajiban.
b. Derivatif harus dilaporkan pada nilai wajar.
c. Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari spekulasi dalam derivatif harus langsung diakui dalam pendapatan.
d. Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari transaksi hedging dilaporkan dengan cara yang berbeda, tergantung pada jenis hedging.

PERBEDAAN ANTARA INSTRUMEN KEUANGAN TRADISIONAL DAN DERIVATIF
Instrumen keuangan derivatif mempunyai tiga karakteristik dasar yaitu:
· Instrumen tersebut mempunyai :
1. Satu atau lebih dasar.
2. Provisi pembayaran yang teridentifikasi.
· Instrumen tersebut memerlukan investasi kecil atau tidak sama sekali investasi pada kontrak awal.
· Instrumen tersebut mengharuskan atau memperbolehkan penyelesaian bersih.
DERIVATIF YANG DIGUNAKAN UNTUK HEDGING
v Hedging Nilai Wajar
Dalam hedging nilai wajar, derivatif digunakan untuk membendung atau mengoffset exposure terhadap perubahan nilai wajar aktiva atau kewajiban yang diakui atau komitmen perusahaan yang belum diakui.
v Swap Suku Bunga
Jenis derivatif yang sering digunakan di perusahaan yaitu swap dan yang umum swap suku bunga dimana satu pihak melakukan pembayaran berdasarkan suku bungan yang tetap atau mengambang dan pihak kedua melakukan hal yang berlawanan.
v HEDGING ARUS KAS
Hedging arus kas digunakan membendung exposure terhadap resiko arus kas, yang merupakan exposure terhadap variabilitas arus kas. Keuntungan atau kerugian dicatat dalam ekuitas sebagai bagian dari laba komprehensif lainnya.
MASALAH PELAPORAN LAINNYA
Masalah tambahan lain yang berkaitan dengan akuntansi untuk derivatif:
Ø Akuntansi untuk derivatif yang tertanam.
Ø Mengkualifikasikan kriteria hedging.
Ø Pengungkapan tentang instrumen keuangan dan derivatif.
Diposkan oleh hyppocrates di 05:53 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
Link ke posting ini
Reaksi:
Label: akk2
Sabtu, 14 Agustus 2010
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG


MENERBITKAN HUTANG JANGKA PANJANG

Utang jangka panjang terdiri dari pengorbanan masa depan yang sangat mungkin dari manfaat ekonomi yang berasal dari kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan di dalam jangka satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan. Contoh : hutang obligasi, hutang hipotek, kewajiban pensiun, dll

Pada umumnya, hutang jangka panjang mempunyai berbagai ketentuan untuk melindungi si pemberi pinkaman. Ketentuan dan syarat lain antara peminjam dan pemberi pinjaman dinyatakan dalam kontrak obligasi atau perjanjian hutang. Pokok-pokok yang sering kali disebut dalam kontark atau perjanjian itu meliputi jumlah yang diotorisasikan akan diterbitkan, suku bunga, tanggal atau tanggal-tanggal jatuh tempo, akan penebusan, kekayaan yang digadaikan sebagai jaminan, persyaratan dana pelunasan, modal kerja dan pembatasan deviden, serta pembatasan berkenaan dengan asumsi hutang tambahan.

PENERTIBAN HUTANG OBLIGASI

Obligasi merupakan jenis hutang jangka panjang paling umu yang dilaporkan pada neraca perusahaan. Tujuan utam dari obligasi adalah untuk meminjam dalam jangka panjang apabila jumlah modal yang diperlukan terlalu besar untuk disediakan oleh satu pemberi pinjaman atau pemasok. Suatu obligasi yang timbul dari suatu kontrak dikenal sebagai indenture ( surat kontak ) dan merupakan janji untuk membayar:

1. Jumlah uang pada tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, ditambah
2. Bunga periode tingkat tertentu dari jumlah yang jatuh tempo ( nilai Nominal )

JENIS DAN PERINGKAT OBLIGASI

JENIS-JENIS OBLIGASI

1. Obligasi terjamin dan tak terjamin

2. Obligasi berjangka, obligasi serial, dan obligasi dapat ditebus

3. Obligasi konvertibel, di dukung-barang, dan diskonto-besar

4. Obligasi terdaftar dan atas-unjuk (kupon)

5. Obligasi laba dan pendapatan

PENILAIAN HUTANG OBLIGASI-DISKONTO DAN PREMI

Harga jual dari terbitan obligasi ditetapkan oleh fenomena yang umum seperti penawaran dan permintaan dari pembeli dan penjual, resiko relative, kondisi pasar, dan keadaan ekonomi. Masyarakat investasi menilai suatu obligasi pada nilai sekarang dari arus kas masa depan yang terdiri dari: 1).bunga dan 2) pokok. Tingkat bunga ditulis dalam syarat kontrak obligasi dan biasnya tampak pada sertifikat obligasi yang dikenal sebagai tingkat tetapan, kupon atau nominal. Tingkat bunga yang sebenarnya dihasilkan oleh pemegang obligasi disebut tingkat efektif, hasil atau tingkat pasar. Jika obligasi dijual dengan diskonto, tingkat efektifnya lebih tinggi dari pada tingkat tetapan. Sebalinya, jika obligasi dijual pada premi, tingkat efektif atau hasil lebih rendah dari nilai tetapan.

OBLIGASI YANG DITERBITKAN PADA NILAI PARI PADA TANGGAL BUNGA

Apabila obligasi diterbitkan pada tanggal pembayaran bunga pada niali pari ( nilai nominal), tidak ada bunga yang diakrualkan dan tidak ada yang didiskonto atau premi. Ayat akuntansinya dilakukan untuk hasil kas dan nilai nominal dari obligasi.

OBLIGASI YANG DIKELUARKAN DENGAN DISKONTO ATAU PREMI PADA TANGGAL BUNGA

Diskonto obligasi bukan merupakan bunga yang dibayar di muka. Akan tetapi, karena kaitannya pada bunga, seperti yang dibahas sebelumnya, diskonto diamortisasikan dan dibebankan ke beban bunga selam periode waktu obligasi tersebut beredar. Menurut metode garis lurus, jumlah yang diamortisasikan setiap tahun merupakan suatu jumlah konstan.

OBLIGASI YANG DITERBITKAN DI ANTARA TANGGAL BUNGA

Pembayaran bunga obligasi biasanya dilakukan setiap setengah tahun pada tanggal yang telah ditetapkan dalam kontrak obligasi. Apabila obligasi diterbitkan pada tanggal selain tanggal pembayaran bunga, pembeli obligasi itu akan membayar penjual bunga yang terutang dari tanggal pembayaran bunga terakhir sampai tanggal penertiban.

[[[

KLASIFIKASI DISKONTO DAN PREMI

Diskonto hutang obligasi bukan merupakan aktivitas karena tidak memberikan manfaat ekonomi masa depan.. secara konseptual, diskonto hutang obligasi merupakan perkiraan penilaian kewajiban yang bertalian perkiraan ini disebut perkiraan lawan. Premi hutang obligasi pada dirinya sendiri bukan merupakan kewajiban. Ia tidak mempunyai eksisitensi yang terpisah dari hutang yang bertalian. Secara konseptual, premi hutang obligasi merupakan perkiraan penilaian kewajiban, yakni penambahan pada jumlah premi nominal atau jatuh tempo dari kewajiban yang bertalian.

BIAYA MENERBITKAN OBLIGASI

Penertiban obligasi melibatkan biaya mendesain dan mencetak, biaya hokum dan akuntansi, biaya promosi, dan beban serupa lainnya. Menurut APB Opinion No.21, pos-pos ini harus didebet ke perkiraan beban yang ditanggukan untuk biaya penerbitan obligasi yang belum diamortisasi dan diamortisasikan selama umur hutang itu, dalam suatu cara yang sama dengan yang digunakan untuk diskonto obligasi. Akan tetapi, FASB dalam concept statement no.3 mengambil posisi bahwa biaya terbitan hutang dapat diperlakukan baik sebagai beban atau secara pengurangan atas kewajiban hutang yang bertalian. Prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum yang dapat diterima untuk biaya penertiban obligasi adalah memperlakukannya sebagai beban yang ditangguhkan dan mengamortisasikannya selama umur hutang itu.

OBLIGASI TEASURI

Hutang obligasi yang telah diakuisisi kembali oleh perusahaan yang menerbitkannya atau agen atau trusteenya dan belum dibatalkan dikenal sebagai obligasi tresuri. Hal ini harus diperlihatkan pada neraca pada nilai pari sebagi pengurangan dari hutang obligasi yang diterbitkan untuk memperoleh angka bersih yang merupakan hutang obligasi yang beredar. Apbila hal itu dijual atau dibatalkan, perkiraan obligasi treasuri harus dikredit.

PELUNASAN HUTANG

Bagaimana pembayaran hutang dicatat?jika obligasi ditahan sampai jatuh tempo, jawabanya relatif langsung. Tidak ada keuntungan atau kerugian yang dihitung. Setiap premi atau diskonto dan setiap biaya penerbitan akan diamortisasi sepenuhnya pada tanggal obligasi jatuh tempo. Akibatnya, jumlah tercatat akan sama dengan nilai jatuh tempo dari obligasi tersebut. Karena nilai jatuh tempo sama dengan nilai pasar obligasi tersebut pada saat itu, tidak ada keuntungan atau kerugian. Akan tetapi, masalahnya menjadi lebih kompleks bila hutang itu dilunasi lebih awal dari jatuh tempo. Dua jenis pelunasan lebih awal adalah :

1. Reakuisisi hutang

2. In-sunstance (or economic) defeasance

WESEL JANGKA PANJANG

Perbedaan antara wesel bayar lancar dan wesel bayar jangka panjang adalah tanggal jatuh temponya. Akuntansi untuk wesel dan obligasi sangat mirip. Seperti obligasi, wesel dinilai pada nilai sekarang dari arus kas bunga dan pokok masa depan dengan setiap premi atau diskonto diamortisasi secara sama selama umur wesel tersebut.

MENGANGGAP TINGKAT BUNGA

Proses memperkirakan tingkat bunga disebut penganggaran dan tingkat bunga yang dihasilkan disebut tingkat bunga anggapan. Tingkat anggapan digunakan untuk menghitung nilai sekarang instrumen hutang dengan mendiskontokankan, pada tingkat itu, semua pembayaran masa depan dari instrumen hutang itu.

WESEL BAYAR HIPOTEK

Wesel bayar hipotek adalah wesel promes yang dijamin dengan suatu dokumen yang disebut suatu hipotek yang menggadaikan hak dari kekayaan sebagai jaminan untuk pinjaman itu. Hipotek dapat dibayarkan dalam jumlah penuh pada saat jatuh tempo atau secara angsuran selama umur pinjaman. Jika dibayarkan pada saat jatuh tempo, hutang hipotek ditunjukkan sebagai kewajiban jangka panjang di neraca sampai suatu saat yang mendekati tanggal jatuh tempo yang mengharuskan penyajiannya sebagai kewajiban lancar.

PENDANAAN DI LUAR NERACA

Pendanaan di luar neraca adalah suatu upaya untuk meminjam uang dengan cara sedemikian rupa sehingga kewajibannya tidak tercatat. Dua pendekatan di luar neraca tambahan antara lain :

1. Swap tingkat bunga

Banyak perusahaan menemukan swap ( pertukaran ) tingkat bunga merupakan cara yang mudah untuk membatasi kepekaakn tingkat bunga. Suatu perusahaan dengan sejumlah hutang yang cukup besar dengan tingkat variabel dapat mengimgimkan untuk menukarkan ke hutang tingkat tetap untuk membatasi risikonya terhadap tingkat bunga yang meningkat.

2. Perjajian pendanaan produk

Perjanjian pendanaan proyek muncul apabila :

· Dua kesatuan atau lebih membentuk kesatuan baru untuk membangun suatu pabrik operasi yang akan digunakan oleh kedua bela pihak.

· Kesatuan baru itu meminjam dana untuk membangun proyek tersebut dan membayar hutang dari hasil ynag diterima proyek.

· Pembayaran hutang dijamin oleh perusahaan yang akan membentuk kesatuan baru tidak harus melaporkan kewajiban pada pembukaunya.

DASAR PEMIKIRAN UNTUK PENDANAAN DI LUAR NERACA

Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan berusaha mengadakan perjanjian pendanaan di luar neraca:

1. Banyak yang berpendapat bahwa peniadaan hutang mempertinggi mutu neraca dan memungkinkan kredit diperoleh dengan lebig cepat dan dengan biaya yang lebih ringan.

2. Ketentuan pinjaman seringkali menetapkan pembatasan atas jumlah hutang yang dapt dipunyai.

3. Dikemukakan oleh beberapa pihak bahwa sisi aktiva dari neraca dinyatakan sangat terlalu rendah.

PELAPORAN HUTANG JANGKA PANJANG

Perusahaan yang mempunyai banyak terbitan hutang jangka panjang dalam jumlah besar sering kali hanya melaporkan suatu perkiraan dalam neraca dan mendukung komentar dan sekedul ini dalam catatan yang menyertainya. Jika perusahaan mempunyai kewajiban jangka panjang tampa syarat, hal itu harus diungkapkan bila kondisi sebagai berikut:

1. Kewajiban itu tak dapat dibatalkan, atau dapat dibatalkan hanya pada terjadinya kontinjensi yang kecil kemungkinannya atau dengan izin dari pihak lain.

2. Kewajibgan itu merupakan perjanjian pendanaan proyek pemasok untuk fasilitas yang kan memberikan barang dan jasa yang dikontrolkan

3. Kewajiban itu mempunyai jangka tersisa yang lebih dari satu tahun.
Diposkan oleh hyppocrates di 05:41 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
Link ke posting ini
Reaksi:
Label: akk2
Senin, 02 Agustus 2010
VALUE ADDED REPORTING

Kerangka Teori Laporan Nilai Tambah

Nilai tambah didefinisikan sebagai beda antara nilai output perusahaan dengan nilai input perusahaan. nilai tambah dapat juga diartikan sebagai pertambahan kekayaan yang dihasilkan dari penggunaan produktif sumber daya perusahaan sebelum dialokasikan kepada pemegang saham, pemegang obligasi, kreditor, pekerja dan pemerintah.

Pada dasarnya laporan nilai tambah merupakan modifikasi laporan laba rugi. Laporan laba rugi menghitung laba ditahan (retained earnings) sebagai selisih antara penjualan (sales) yang dikurangi biaya, pajak dan dividen.

R = S – B – DP – W – I – DD – T (1)

Dimana

R = Laba Ditahan

S = Penjualan

B = Pembelian Bahan & Jasa

DP = Penyusutan

W = Upah & Gaji

I = Bunga

DD = Dividend

T = Pajak

Persamaan nilai tambah didapat dengan menyusun kembali persamaan laba ditahan menjadi

S – B = W + I + DP + DD + T + R (2)

atau

S – B – DP = W + I + DD + T + R (3)

Persamaan (2) merupakan format nilai tambah bruto sedangkan persamaan (3) merupakan format nilai tambah neto. Sisi kiri persamaan (2) dan (3) merupakan nilai tambah, sedangkan sisi kanannya merupakan alokasi nilai tambah diantara partner kerja perusahaan yang terdiri dari kelompok pekerja, kelompok pemegang saham, kelompok pemegang obligasi dan kreditor serta pemerintah.

Keunggulan Format Nilai Tambah Bruto Yang Dikemukakan Morley (1979):

Ø Nilai tambah akan lebih obyektif bila menyertakan penyusutan dalam perhitungannya. Obyektifitas ini memberikan keyakinan bagi para pekerja akan validitas laporan nilai tambah untuk menghitung bonus produktivitas, ini dikarenakan para pekerja menilai format bruto mempersempit ruang bagi tindakan manipulasi ataupun normalisasi.

Ø Format bruto memberi kemungkinan untuk melihat nilai reinvestasi yang tergambar pada pos penyusutan dan laba ditahan. Dengan demikian format bruto lebih bersifat pengungkapan penuh (full disclosure)

Ø Format bruto memiliki visi dan preferensi yang sama dengan yang dimiliki oleh para ekonom dalam hal penghitungan pendapatan nasional bruto.

Dilain pihak, format nilai tambah neto juga mempunyai kelebihan yang patut dipertimbangkan, yaitu:

Ø Format neto mempunyai definisi yang relatif lebih baik bagi pengertian nilai tambah yang akan didistribusikan dibanding format bruto. Format bruto menghasilkan nilai tambah yang ditetapkan lebih tinggi (overstated) karena melibatkan unsur Penyusutan.

Ø Format neto sesuai dengan prinsip matching cost against revenue dalam akuntansi

Ø Format neto mengeliminasi perhitungan ganda (double counting) yang terjadi bila ada pertukaran aktiva tetap antar dua perusahaan.

Ø Format Neto sesuai dengan konsepsi “distribusi keuangan kepada kelompok pekerja, pemilik modal dan pemerintah”.

Perlakuan Pos-pos Tertentu

1. Nontrading Credits

Nontrading credits didefinisikan sebagai penerimaan yang didapat bukan dari aktivitas normal perusahaan di bidang jasa, perdagangan atau manufaktur. Contoh non-trading credits adalah: penjualan sekuritas; penjualan aktiva yang bukan merupakan persediaan; laba selisih kurs; uang muka dari pemegang saham, direksi, pegawai, perusahaan afiliasi, kreditor, dll. pos nontrading credits ini menurut kami bukan merupakan nilai tambah bagi perusahaan. Dengan demikian jumlah nontrading credits akan dikoreksi terhadap jumlah laba ditahan.

2. Pos Luar Biasa (Extraordinary Gains And Losses)

Menurut Standar Akuntansi Keuangan Indonesia pada PSAK No.25 yang termasuk sebagai pos luar biasa apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Memiliki tingkat abnormalitas yang tinggi dan tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan normal perusahaan.

b. Tidak sering terjadi dalam kegiatan normal perusahaan.

Kedua kriteria tersebut harus selalu dihubungkan dengan sifat dan karakteristik dari kegiatan perusahaan serta faktor geografis perusahaan. Bila hanya salah satu terpenuhi kriteria terpenuhi maka transaksinya dikelompokkan sebagai penghasilan atau beban lainlain. PSAK No.25 menyatakan bahwa pos luar biasa harus disajikan setelah laba yang berasal dari kegiatan normal perusahaan, dengan demikian pengguna laporan keuangan dapat melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan yang berasal dari kegiatan normal sekaligus juga melihat pengaruh dari pos luar biasa tersebut terhadap perhitungan laba rugi perusahaan. Dalam perhitungan nilai tambah perlakuan pos luar biasa dapat dianalogikan sama dengan pos non-trading credits jadi bukan merupakan nilai tambah. Dengan demikian nilainya merupakan koreksi terhadap laba ditahan.

Kelebihan dan Kegunaan Lain dari Laporan Nilai Tambah

Meskipun konsep nilai tambah belum mencapai tingkat penggunaan yang meluas dikarenakan belum adanya model laporan yang konvensioanl, namun beberapa penulis telah menguji beberapa kelebihan dan keterbatasan yang berhubungan dengan laporan nilai tambah. Kelebihan utama laporan nilai tambah terletak pada cakupan teknis multidimensional-nya dibanding model laporan keuangan konvensional. Berikut ini beberapa kelebihan yang dimiliki oleh laporan nilai tambah.

v Memberikan iklim organisasi yang kondusif bagi pekerja.

v Alat prediksi yang andal. Rasio yang dibuat berdasarkan nilai tambah dapat digunakan untk memprediksi dan mendeteksi keadaan ekonomi untuk kepentingan perusahaan.

Beberapa contoh rasio yang dapat digunakan (Morley, 1979):

a. Rasio nilai tambah/upah. Selain untuk mengukur kontribusi pekerja terhadap nilai tanmbah yang terjadi, dapat juga digunakan untuk meramalkan kecenderungan dalam biaya tenaga kerja, selain itu juga dapat digunakan dalam negosiasi gaji.

b. Rasio pajak/nilai tambah sebagai indikator peran pemerintah dalam perusahaan.

c. Rasio nilai tambah/penjualan selain untuk mengukur pengaruh penjualan terhadap nilai tambah juga dapat digunakan untuk menentukan derajat integrasi vertikal pada suatu grup perusahaan. Rasio ini juga dapat dijadikan sebagai indeks daya tahan perusahaan terhadap perubahan pasokan bahan dan jasa.

d. Rasio nilai tambah/capital employed dapat digunakan untuk mengukur produktivitas modal yang digunakan dalam perusahaan (Cox, 1978).

e. Rasio nilai tambah/operating assets untuk mengukur produktivitas asset operasional

f. Rasio nilai tambah/penyusutan sebagai ukuran produktivitas aktiva berwujud

g. Rasio laba operasional/nilai tambah sebagai ukuran kontribusi profit terhadap nilai tambah

v Konsep laporan nilai tambah kurang lebih sama dengan konsep yang digunakan para ekonom untuk menghitung pendapatan nasional. Seperti diketahui untuk menghitung pendapatan nasional salah satu langkahnya adalah dengan menjumlahkan nilai tambah perusahaan-perusahaan.

v Laporan nilai tambah dapat juga berfungsi sebagai alat ukur untuk menentukan signifikansi sebuah perusahaan dalam suatu perekonomian. Jumlah nilai tambah yang diciptakan perusahaan merupakan tolok ukur yang lebih baik jika dibandingkan dengan penjualan atau modal karena penggunaan kedua pos tersebut dapat menimbulkan misinterpretasi.

Kelemahan Laporan Nilai Tambah

Tidak populernya penggunaan laporan nilai tambah bisa jadi karena kelemahan dari laporan tersebut yang dapat dikemukakan disini.

1. Laporan nilai tambah bersandar pada konsepsi yang mungkin saja keliru mengenai perusahaan, yaitu memandang sebuah perusahaan bukan sebagai entitas tapi merupakan kelompok-kelompok partner yang bekerja sama.
2. Laporan nilai tambah berpotensi menimbulkan mispersepsi dalam kasus apabila nilai tambah meningkat tetapi earning per share (EPS) menurun.
3. Keberadaan laporan nilai tambah berpotensi mengarahkan manajemen pada tujuan yang salah yakni memaksimalkan nilai tambah perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar